Salin Artikel

Keluarga Bayi yang Dijadikan Konten dan Meninggal Laporkan Klinik di Tasikmalaya ke Polisi

Keluarga Nisa tak terima dengan pelayanan buruk tenaga kesehatan di klinik tersebut yang diduga mengakibatkan bayi seberat 1,5 kg itu meninggal.

Selain itu, bayi tersebut juga diduga dijadikan konten foto oleh pihak klinik.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polresta Tasikmalaya Ipda Jajang Kurniawan mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki kasus tersebut. 

"Betul, kami sudah terima laporan dari keluarga korban," ujar Jajang kepada Kompas.com lewat sambungan telepon, Selasa siang. 

Jajang mengatakan, telah polisi datang langsung ke rumah Nisa karena kondisi Nisa yang belum pulih usai melahirkan. 

Polisi juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Tasikmalaya dalam proses penyelidikan. 

Ibu kandung Nisa, Tati Nurhayati, membenarkan telah melaporkan kejadian yang dialami anaknya ke polisi dan dinas kesehatan. 

Nisa juga telah didatangi petugas kepolisian untuk dimintai keterangan terkait kronologi kejadian. 

"Tadi sudah ada dari polres ke sini, baru pulang. Mereka tanya kronologi kejadian," ujar Tati. 

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, pihaknya sudah menindaklanjuti laporan dari pihak keluarga pasien.

Dinkes Tasikmalaya juga sudah memintai keterangan dari pihak Klinik Alifa, RSUD Soekardjo Tasikmalaya, RS Jasa Kartini, dan pihak keluarga.

Uus mengatakan, terdapat hubungan koordinasi antara RSUD Soekardjo Tasikmalaya dan RS Jasa Kartini dengan Klinik Alifa saat proses penanganan persalinan pasien.

"Hasil rapat hari ini, Selasa, sudah diputuskan, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya membentuk tim Adhoc Majelis berkenaan tentang prosedur pelayanan tenaga kesehatan di klinik itu terhadap pasien. Nanti tim ini akan bekerja selama 14 hari ke depan dan akan memutuskan hasil penegakannya terhadap kasus ini," kata dia. 

Kompas.com sudah tiga kali mendatangi Klinik Alifa. Namun, tidak ada satu pun pihak klinik yang mau memberikan pernyataan.

Kronologi

Sebelumnya, kakak kandung Nisa, Nadia Anastasia, mengatakan, kasus itu bermula saat adiknya menjalani proses persalinan di Klinik Alifa di Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Senin (13/11/2023) malam. 

Adapun usia kehamilan Nisa normal 9 bulan. Saat melakukan persalinan di klinik itu, Nisa diduga tak mendapatkan pelayanan dengan baik.

"Adik saya yang melahirkan di klinik itu tidak dibersihkan usai menjalani proses persalinan. Penanganan terhadap bayi yang baru lahir juga tidak maksimal," tambah dia. 

Menurut Nadia, bayi adiknya yang memiliki berat badan sekitar 1,5 kilogram itu, hanya dimasukkan ke dalam inkubator selama beberapa jam, Selasa (14/11/2023) pagi. 

Sampai akhirnya, ibu dan bayi disuruh pulang oleh bidan klinik karena dinyatakan sudah sehat tanpa harus melakukan penanganan lanjutan.

"Tak sampai sehari berada di rumah, tepatnya pada Selasa malam, bayi laki-laki yang baru dilahirkan adik saya itu tak bergerak. Pihak keluarga kemudian membawanya ke klinik tempat bayi itu dilahirkan. Namun, sang bayi dinyatakan sudah meninggal dunia. Pihak klinik disebut tak memberikan keterangan lanjutan," kata dia. 

Tak selesai di sana, lanjut Nadia, keluarga masih berupaya untuk memastikan kondisi bayi itu dengan membawanya ke rumah sakit. 

"Petugas di rumah sakit lain itu heran karena bayi sudah dibolehkan pulang. Padahal masih harus dirawat," ujarnya. 

Nadia juga menuding petugas tenaga kesehatan yang menangani persalinan terlihat tidak profesional karena bekerja sambil bermain ponsel.

Kemudian, Nisa yang menjalani proses persalinan, diduga menjadi bahan pelajaran mahasiswa yang sedang praktik di klinik tersebut.

Selain itu, bayi tersebut juga diduga dijadikan konten foto oleh pihak klinik.

https://bandung.kompas.com/read/2023/11/21/162958278/keluarga-bayi-yang-dijadikan-konten-dan-meninggal-laporkan-klinik-di

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com