Salin Artikel

Cerita Sopir Shuttle Bus Piala Dunia U-17, Tidur di Kendaraan hingga Jadi Sumber Informasi

BANDUNG, KOMPAS.com - Genap dua minggu sudah Rofiq menjadi sopir shuttle bus untuk mengantarkan penonton Piala Dunia U-17 di Stadion Si Jalak Harupat (SJH) Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Meski sudah bertahun-tahun merantau di Jakarta dan bekerja di dunia transportasi, warga Kediri, Jawa Timur ini tak pernah membayangkan bisa terlibat langsung dalam event internasional.

"Saya udah dua minggu di sini. Sebetulnya saya kerja di Jakarta, cuma diperbantukan ke sini. Ini juga unit dari Jakarta," katanya ditemui saat mengendarai shuttle bus untuk mengantar para penonton ke SJH, Selasa (21/11/2023).

Menjadi sopir dan mengangkut penumpang, bukan hal aneh baginya. Namun, mengantarkan penonton untuk menyaksikan gelaran Piala Dunia U-17 memiliki kesan berbeda.

Sebab antusias para penonton sangat terasa. Tak sedikit para penonton yang menanyakan update pertandingan atau informasi terbaru terkait dengan Piala Dunia U-17.

"Katakanlah wawasan ya bertambah, jadi saya juga harus ngobrol dengan sesama sopir atau petugas untuk update apa saja yang baru di Piala Dunia," ucap dia.

Bahkan, saking menikmatinya mengantarkan penonton yang akan menyaksikan Piala Dunia, Rafiq rela tidur di bus daripada di penginapan yang sudah disediakan.

"Saya dikasih penginapan di dekat tol. Tapi saya lebih memilih tidur di bus aja," kata Rafiq.

Menurut Rafiq, euforia Piala Dunia U-17 di SJH tak selamanya ramai. Saat awal pertandingan, event internasional itu terbilang sepi.

Hal itu Rafiq rasakan dari berapa kali mengantarkan penonton dari Gedong Budaya Sabilulungan (GBS) ke SJH.

"Pas awal pertandingan mah agak sepi. Cuma mulai ramai pas pertandingan Argentina vs Jepang. Itu saya bisa sampai 11 kali putaran per hari," ungkapnya.

Namun, pertandingan hari ini berbeda dengan beberapa minggu sebelumnya. Ia memprediksi bisa mengantarkan penonton 13 sampai 15 kali putaran. 

"Soalnya saya dengar target penontonnya 18.000 untuk hari ini," bebernya.

Meski merasa bangga bisa terlibat langsung dalam kegiatan Piala Dunia U-17, Rafiq mengaku belum sempat ada penumpang Warga Negara Asing (WNA) di shuttle bus yang digunakannya.

Rata-rata, para penonton WNA memilih menggunakan kendaraan pribadi dan langsung turun di depan SJH.

"Kalau di bus saya, saya gak pernah ngangkut penonton yang dari luar negeri. Mereka biasanya diantarkan pakai mobil pribadi turun di depan stadion, jadi didrop doang," ungkapnya.

Rafiq berharap, kesuksesan gelaran Piala Dunia U-17, juga bisa menambah penghasilannya serta pengalamannya.

"Mungkin ini jadi pengalaman saya, karena belum pernah, tapi mudah-mudahan bisa menambah uang makan dan penghasilan," katanya sambil tertawa.

https://bandung.kompas.com/read/2023/11/21/201924678/cerita-sopir-shuttle-bus-piala-dunia-u-17-tidur-di-kendaraan-hingga-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke