Salin Artikel

Pilu Bocah Usia 11 Tahun Diduga Dianiaya Orangtua, Sering Kelaparan sampai Makan Rumput

"Saat itu, dia masuk ke rumah orang. Buka kulkas, ambil daging mentah. Dimakan," kata Uwak Al, Titin Khotimah saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (23/11/2023).

Rupanya, Al kabur dari rumahnya. Saat dalam pelarian itu, dia masuk ke sebuah rumah di Kota Banjar.

"Kejadiannya Senin 13 November 2023," kata Titin.

Mendapati anak yang tidak dikenal masuk ke rumahnya, pemilik rumah kemudian memberikan makan. Pemilik rumah merasa kasihan, karena tubuh anak tersebut kurus kering.

Warga kemudian menyerahkannya ke kantor polisi karena tidak tahu asal usul anak tersebut.

Menurut Titin, setelah berada di kantor polisi, Al sempat dijemput orangtuanya. Namun saat itu, di tubuh bocah ini didapati beberapa luka diduga bekas tindakan kekerasan.

Al tersebut kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

"Dirawat empat hari di rumah sakit," ujar Titin.

Menurut pengakuan Al kepada Titin, dia kerap kelaparan. Bahkan bocah ini pernah makan rumput dan kerikil.


Lebih lanjut, Titin mengatakan, sejak lahir Al diasuh sama kakek-neneknya di Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis. Namun, pada Maret 2023, kakek neneknya itu meninggal dunia.

"Di rumahnya tak ada siapa-siapa. Jadi diserahkan lagi ke orangtuanya di Banjar," kata Titin.

Al merupakan anak kembar. Kakaknya diasuh sama orangtuanya di Banjar.

Menurut Titin, Al tidak sekolah. Hal ini, karena bocah tersebut berkebutuhan khusus.

Dulu saat masuk ke SD kelas 1, pihak sekolah menyarankan agar Al sekolah di SLB.

"Namun tidak disekolahkan (ke SLB)," kata Titin.

Sementara itu, saat ditemukan warga, terdapat bekas luka di leher, telapak kaki dan tangan, serta wajah.

Kondisi Al berangsur membaik setelah mendapat perawatan di rumah sakit.

"Sekarang setelah dirawat di RSUD kondisi alhamdulillah membaik," katanya.

Kini, Titin mengaku membutuhkan dukungan moril dan materil dari semua pihak demi kesembuhan bocah ini. Al harus didampingi psikolog karena nampak trauma.

"Dia takut kalau bertemu banyak orang. Ini berdampak ke cara berpikir, bersikap dan berbicaranya," katanya.

Titin menambahkan, juga melaporkan orangtua Al ke polisi atas dugaan penganiayaan. "Sekarang tinggal nunggu di BAP," kata Titin.

Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Sosial P3A Kota Banjar, Elin Afriani mengatakan, terus mendampingi korban. Saat melapor ke polisi, tim dari Dinsos ikut mengawal.

"Kemarin baru visum. Kita menunggu hasilnya. Setelah itu, mungkin BAP dari pihak kepolisian," terang Elin.

Saat ini, bantuan untuk korban sudah berdatangan. Walikota, Kapolres, Dandim dan pihak lainnya sudah memberikan bantuan untuk Al.

https://bandung.kompas.com/read/2023/11/23/154805878/pilu-bocah-usia-11-tahun-diduga-dianiaya-orangtua-sering-kelaparan-sampai

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com