Salin Artikel

Heboh Bunga Mirip Sakura di Tempat IPAL Bandung, Warga Berdatangan Berfoto

BANDUNG, KOMPAS.com - Warga Kabupaten Bandung kembali dihebohkan dengan pohon yang berbunga mirip sakura. 

Sebelumnya, warga Bandung dihebohkan dengan pohon Tabebuya yang tumbuh di Baleendah.

Video keindahan bunga tersebut diabadikan warga dan sempat viral di Instagram beberapa waktu lalu.

Dalam video tersebut terlihat seorang pria tengah beraktivitas di antara rindangnya pohon dengan bunga berwarna merah.

Pria tersebut merekam setiap kegiatannya, mulai dari berjalan di pematang, hingga duduk tepat di batang pohon tersebut.

Diketahui, bunga tesebut tumbuh di wilayah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Pantauan di lapangan, pohon itu tumbuh di antara pematang, yang memisahkan satu danau buatan dengan danau lainnya.

Ada sekitar 20 pohon, namun yang baru berbunga sebanyak 17 pohon. Hampir semua pohon tersebut memiliki warna bunga yang sama, yakni berwarna merah merona.

Warga sekitar sering menyebutnya dengan bunga flamboyan atau semarak api.

Meski tumbuh di lokasi pengolahan limbah, keindahan bunga tersebut tidak hanya menarik perhatian warga setempat.

Namun berhasil menghipnotis masyarakat lainnya untuk datang untuk sekadar berfoto, sambil menikmati pemandangan danau serta keindahan bunga Flamboyan.

Untuk bisa menikmati pemandangan danau dan indahnya bunga flamboyan, para pengunjung hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 10.000 saja.

Abah Annas (78) salah seorang warga setempat mengatakan, lokasi danau IPAL Bojongsoang itu sudah sejak lama kerap didatangi warga, terutama anak muda. 

"Sering kalau yang datang mah, hampir tiap hari juga ada yang datang," katanya ditemui di lokasi, Kamis (23/11/2023).

Apalagi, saat memasuki musim penghujan. Pengunjung kerap datang dari pagi untuk melihat pohon semarak api atau flamboyan sedang bermekaran.

"Ya memang setahu saya kalau masuk musim penghujan suka mekar bunganya, merah kaya gitu," ungkap dia.

Tak hanya anak mudah, ia menyebut pasangan suami istri atau keluarga juga kerap datang untuk sekedar berfoto dan botram (makan bersama) di pematang.

"Kalau Sabtu-Minggu, suka ada yang main sepeda ke sini, ada keluarga juga yang botram di sana," katanya.

Farel Salsabila (24) salah seorang pengunjung asal Cicadas, Kota Bandung, mengaku sengaja datang ke lokasi IPAL Bojongsoang untuk menikmati mekarnya bunga tersebut.

"Saya sudah dua kali datang ke sini, bedanya mungkin di suasananya karena dulu belum mekar sekarang bunganya udah mekar," kata dia ditemui di lokasi.

Farel mengatakan, ada perbedaan sebelum dan sesudah bunga tersebut tumbuh.

"Pertama kali ke sini masih ijo-ijo terus lebih gersang, kalau sekarang lebih adem. Mungkin cuacanya juga ngaruh," jelas dia

Meski sedikit tercium aroma tidak sedap, lantaran tempat pengolahan limbah, IPAL Bojongsoang cocok dikunjungi saat bunga Flamboyan bermekaran.

"Enak buat healing kalau kata anak-anak sekarang mah. Meskipun kondisinya di IPAL tadi tidak terlalu bau," bebernya.

Selain menikmati pemandangan danau dan indahnya bunga Flamboyan, ia kerap mengabadikan momen di lokasi tersebut.

"Belum ada tumbuhan dulu mah sekarang lebih indah, jadi tadi udah foto-foto, video, terus ngobrol serius gitu lah enak di sini," tuturnya.

Sementara Rian Ramdani (21) pengunjung asal Katapang, mengetahui lokasi tersebut dari video yang viral di TikTok dan Instagram.

Rian mengatakan, video yang ia lihat di media sosial sangat berbeda dengan saat pertama kali dia datang ke lokasi IPAL.

"Datang ke sini sengaja, liat juga di TikTok. Sebelumnya juga pernah datang ke sini bunganya belum mekar, kebetulan sekarang bunganya udah mekar jadi keliatan estetik banget buat di foto," kata Rian.

Rian mengaku, susana di lokasi IPAL cukup membuat tenang. Apalagi adanya pemandangan bunga Flamboyan dan danau. 

"Iya bagus buat foto, apalagi buat orang-orang yang suka estetik. Kalau udara sih enak sejuk, apalagi kalau senja gitu," ujarnya.

Rian menilai, lokasi tempat bunga Flamboyan tersebut sudah cukup nyaman, namun masih perlu sedikit perbaikan.

"Kalau kondisi sangat rapi, cuman mungkin ke depannya lebih dikelola lagi dan juga kebersihan," beber dia.

Kendati lokasi tersebut viral, Rian berharap ke depannya warga yang datang untuk melihat bunga Flamboyan tersebut agar menjaga kebersihan.

"Mungkin untuk harapan ke depannya kalau semakin viral dijaga lagi kondisinya, dan sampahnya jangan buang sembarangan ya," jelasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/11/23/165917978/heboh-bunga-mirip-sakura-di-tempat-ipal-bandung-warga-berdatangan-berfoto

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com