Salin Artikel

Irigasi Mampat, Ratusan Rumah di Bandung Barat Terendam Banjir

Banjir berasal dari luapan sungai dan kolam penampungan yang tidak bisa membendung besarnya debit air hujan sehingga meluap masuk ke rumah-rumah warga. Bencana ini terjadi pada Minggu (26/11/2023) malam.

Banjir yang menerjang kompleks perumahan tersebut masuk menggenangi rumah warga dengan ketinggian 50-70 centimeter.

Akibatnya, para penghuni rumah di Blok E6-E-7 dan E7-E8 terpaksa mengungsi dan bermalam di masjid sekitar.

"Tadi malam ketinggian air masuk rumah setinggi lutut sampai paha orang dewasa. Sehingga sebagian ibu-ibu dan anak-anak sempat mengungsi dan tidur di masjid," ucap Willy (33), salah seorang wargak saat ditemui di halaman rumahnya, Senin (27/11/2023).

Willy menjelaskan, banjir tersebut bermula saat hujan deras yang turun sejak pukul 17.30 WIB, hingga malam hari hujan tak kunjung reda.

Sekitar pukul 20.00 WIB, debit air hujan di sungai sekitar perumahan meninggi, sampai 30 menit berikutnya badan sungai tak mampu lagi menampung besarnya air yang mengalir sehingga air meluap ke bantaran.

Meluapnya air juga diduga disebabkan tak berfungsinya saluran irigasi yang tidak lagi berfungsi optimal.

Air yang meluap dengan cepat mengarah dan merendam permukiman warga, alhasil barang-barang berharga warga terendam air.

"Barang-barang saya habis terendam. Kulkas, kasur, sofa juga terendam. Penyebabnya pertama karena debit air tinggi ditambah saluran air tak berfungsi," papar Willy.

Sampai pada pagi ini, Senin (27/11/2023), Kompleks Bumi Citra Indah 2 Cipatik masih terendam banjir meski tak setinggi semalam.

Perlahan debit air sisa banjir mulai surut dan warga tampak disibukkan dengan bersih-bersih sisa genangan.

"Sekarang mulai reda, jadi kita bersih-bersih sisa banjir. Mudah-mudahan gak ada lagi banjir susulan," sebut Willy.

Kesibukan yang sama juga sedang dikerjakan korban banjir lainnya.

Pagi tadi, Yeni (50) sudah disibukkan dengan kegiatan bersih-bersih sisa banjir dan menyelamatkan barang-barang yang masih bisa digunakan.

Ia meyakini, banjir ini disebabkan oleh buruknya saluran irigasi yang tak berfungsi optimal.

Atas hal itu, Yeni meminta baik developer perumahan maupun pemerintah daerah turun tangan memperhatikan infrastruktur yang menjadi penyebab bencana hidrometeorologi.

"Harapannya segera dibenahi saluran air. Sekarang kan udah masuk musim hujan khawatir nanti banjir lagi," kata Yeni.

https://bandung.kompas.com/read/2023/11/27/114208478/irigasi-mampat-ratusan-rumah-di-bandung-barat-terendam-banjir

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com