Salin Artikel

5 Fakta Tabung Gas Meledak Saat Diangkut Truk di Sukabumi, Ada 2 Orang Tewas

Akibat kejadian tersebut, dua oran tewas di tempat kejadian perkara.

Selain itu ledakan gas membuat mobil serta sejumlah bangunan yang ada di lokasi mengalami kerusakan parag.

Dugaan sementara tabung gas meledak karena mengalami kerusakan di bagian silinder valve. Dan berikut lima fakta gas meledak saat diangkut truk di Sukabumi:

1. Dua tabung gas terbang hantam mobil

Kapolres Sukabumi, AKBP Maruly Pardede menyatakan ada puluhan tabung gas yang diangkut truk bernopol B 9496 SYX.

Tiba-tiba ada ledakan dan ada dua tabung terbang ke atas serta berputar-putar di udara.

Satu tabung jatuh, sementara satu tabung lainnya menabrak mobil Vitar dan terbang lagi hingga mendarat di selokan.

Insiden ini terjadi saat arus lalu lintas sedang padat karena para pekerja pabrik tengah pulang kerja. Lokasi pabrik tidak jauh dari tempat kejadian.

Selain itu arus lalu lintas sempat disetop dari dua arah, baik dari arah Bogor ke Sukabumi atau sebaliknya.

Truk bernopol polisi B 9496 SYX itu mengangkut 20 tabung CNG dari arah Bogor menuju Kota Sukabumi.

Saat kejadian truk dikendarai seorang sopir dan tanpa ditemani kernet atau pun penumpang lain

Kanit Gakkum Satlantas Polres Sukabumi, Ipda Yanuar Fajar mengatakan korban tewas bernama Uwo Abdullah yang sedang mengendarai sepeda motor Yamaha Xride saat kejadian.

Sementara korban meninggal kedua adalah Heni Handayani yang berada di mobil Avanza.

"Korban (Uwo) meningal dunia, akibat luka sobek terbuka di perut dan tangan bagian sebelah kanannya patah," ungkapnya, Senin (27/11/2023

"Korban (Heni) meninggal dunia luka di bagian perut dan tangan sebelah kanan patah," tambah dia.

Tony Kamajaya, saksi mata di lokasi mengaku sempat menolong korban pemotor yang lukanya cukup parah.

"Jadi saya lihat kondisinya sudah sekarat menahan sakit. Nah langsung dievakuasi warga ke rumah sakit. Begitu juga sama korban di dalam mobil dievakuasi warga," ungkap Tonny.

Setelah kejadian, Tony pun sempat berkomunikasi dengan sopir pembawa tabung gas oksigen tersebut.

Ia mengaku membawa gas dari pihak perusahaan Samator dan akan diantar barangnya ke wilayah perusahaan di daerah Sukaraja.

3. Keterangan saksi mata

Tony Kamajaya, saksi mata di lokasi mengatakan saat kejadian, di belakang truk yang membawa gas ada mobil Vitara, Avanza dan motor.

"Jadi mulanya itu mobil Avanza hitam yang korban perempuan meninggal dan pemotor yang meninggal itu berada di belakang truk itu," bebernya.

"Jadi saya ke depan itu, korban pemotor Yamaha Xride (Uwo Abdullah) sudah berada di seberang jalan diduga terlempar ke sebrang jalan. Kondisinya korban tertusuk besi serpihan truk," sambungnya.

Sementara mobil avanza yang dikendarai Heni berada di belakang mobil Vitara.

"Nah saat itu, kalau korban perempuan meninggal itu berada di kursi depan mobil avanza. Posisi mobilnya ini berada dibelakang Vitara," tandasnya.

Sementara itu Kapolres Sukabumi, AKBP Marully Pardede menjelaskan dua mobil dan dua sepeda motor yang berada di belakang truk pengakut tabung gas CNG rusak parah.

"Kecelakaan ini menelan korban jiwa sebanyak 9 orang dengan 2 orang meninggal dunia, sementara 7 orang lainnya dirawat intensif di RS Sekarwangi Cibadak Sukabumi," ucap Maruly.

"Belum ditemukannya satu tabung gas menambah kompleksitas kejadian ini. Pemeriksaan sementara oleh teknisi menunjukkan, adanya kerusakan pada bagian silinder valve, di mana tabung yang terlempar ke parit tidak lagi memiliki silinder valve terpasang," tutur Kapolres Sukabumi, AKBP Marully Pardede.

Maruly menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap 4 orang teknisi pihak perusahaan.

"Kami telah memeriksa 6 orang saksi, termasuk sopir mobil truk, 4 orang teknisi dari perusahaan RGS yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan kendaraan, dan 2 orang anggota yang pertama kali tiba di TKP," ujar Maruly

Kepala Satuan Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri menyebut dari hasil penyelidikan, dugaan sementara penyebabnya adalah adanya patahan dari single part yang tertempel di tabung gas

5. Satu tabung gas masih dicari

Kepala Satuan Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri menyebut ada satu tabung yang masih belum ditemukan.

"Tabung yang meledak ada dua, satu sudah ditemukan di selokan, dan satu lagi masih dicari. Kami sudah mencari ke kebun hingga sungai," kata Ali.

Dari satu tabung CBG yang ditemukan di selokan, ternyata tak lagi memiliki cylinder valve.

Terkait usia tabung gas, Ali mengatakan, berdasarkan pengakuan awal tim teknis CNG masa berlakunya masih hingga 2030.

Namun, polisi masih akan mengecek masing-masing tabung gas tersebut.

Sementara itu sopir truk, Pardian (38) mengaku tabung CNG yang diangkut berjumlah 20 buah, dan dikirim ke wilayah Kabupaten Cianjur dari Citeureup, Bogor.

"Ini muatannya terkompresi, beratnya sekitar tiga ton dan satu tabung memiliki berat kurang lebih 150 kilogram," kata Pardian, kemarin.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Budiyanto | Editor: Glori K. Wadrianto, David Oliver Purba), Tribun Jabar

https://bandung.kompas.com/read/2023/11/29/063600878/5-fakta-tabung-gas-meledak-saat-diangkut-truk-di-sukabumi-ada-2-orang-tewas

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com