Salin Artikel

Pemda Cirebon Gelar Gerakan Pangan Murah, Diserbu Warga

Bahkan, warga terlihat berebutan demi mendapatkan komoditas pangan. Alhasil, semua barang habis terjual sesaat setelah acara dibuka.

Antusiasme warga terjadi lantaran harga yang dijual lebih murah dibanding harga di pasar.

GPM merupakan salah satu upaya pemerintah menekan inflasi dan membantu warga.

Pantauan di lokasi, sejumlah ibu rumah tangga memadati meja penjualan telur ayam di halaman Balaidesa Setupatok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Mereka berebut membeli telur ayam yang dibanderol dengan harga Rp24.500 per kilogram.

Banyaknya warga yang datang membuat petugas tampak kewalahan. Petugas lalu meminta warga membuat 2-3 antrean memanjang agar tertib.

Namun, sebagian ibu tampak tidak sabar. Mereka keluar antrean dan memaksa membeli telur dari bagian belakang, dan menuju ke petugas yang menimbang telur.

Mereka berdalih,  membawa anak kecil sehingga meminta didahulukan.

Kondisi ini membuat petugas dan pedagang kebingungan. Beruntung aksi tersebut tak berlangsung lama, sehingga dapat terkendali.

Mauna (35) mengaku sempat berdesakan dengan pembeli lainnya. Dia berusaha mengikuti aturan petugas dengan tertib. Namun, pembeli lainnya justru membeli dari samping hingga dia terpaksa mengikutinya.

"Ngantri Pak. Dari depan antre, terus lama tidak dilayani, akhirnya ikut ibu lainnya ke samping. Beli sembilan kilogram. Murah Rp 24.500 per kilogram."

"Biasanya beli Rp 7.000-8.000 seperempat kilogram di warung," kata Mauna.

Tak hanya meja telur ayam, antrean pembeli yang memutar ke meja belakang juga terjadi di pembelian daging sapi.

Warga menerobos kerumunan petugas dan memilih sendiri daging dan tulang yang diinginkan.

Pedagang membanderol harga daging Rp 85.000, tulang Rp 35.000 dan hati Rp 35.000 per kilogram.

Nengsih, petugas Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Cirebon Jawa Barat, menyebut, antusiasme warga di Desa Setupatok dalam memanfaatkan program GPM amat tinggi.

Hanya 1-2 jam setelah dibuka, sebagian besar komoditas pangan sudah habis. Bahkan sebagian komoditas harus disediakan ulang, lantaran jumlah yang disediakan habis.

"Telur kami sediakan 350 kilogram, kurang, sampai penyedia menambah 50 kilogram, total 400 kilogram."

"Daging juga permintaan saya sedia 100 kilogram, habis, ditambah 80 kilogram lagi," kata Nengsih.

Berbeda dengan gula pasir, Nengsih meminta penyedia sebanyak 150 kilogram, dan ternyata hanya ada 100 kilogram. Seketika langsung habis.

Apalagi harga yang dijual di sini hanya Rp 14.500 per kilogram, dari yang saat ini dijual di pasaran senilai Rp 16.000 per kilogram.

Bulog Cirebon juga menyediakan beras SPHP sebanyak lima ton dengan harga jual Rp 52.000 per pak dengan berat lima kilogram.

Nengsih menyebut, gerakan pangan murah ini bekerjasama dengan banyak pihak termasuk bulog, peternak telur ayam, petani, hingga perusahaan penyedia pangan.

Kegiatan GPM di Desa Setupatok merupakan kali yang ke 12. Dia berharap kegiatan GPM dapat menekan laju inflasi yang disebabkan naiknya harga tiap komoditas pangan di pasaran.

Kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu banyak masyarakat yang membutuhkan.

https://bandung.kompas.com/read/2023/11/29/165934378/pemda-cirebon-gelar-gerakan-pangan-murah-diserbu-warga

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com