Salin Artikel

Jadi Korban Pembunuhan, Pria di Cihampelas Ditemukan Tewas di Dalam Rumah, Sempat Ada Suara Benturan

Ia ditemukan pertama kali pukul 12.30 WIB oleh anak bungsunya dalam kondisi penuh luka.

Kerabat korban, Khoeruman Bahtiar (52) mengatakan kondisi korban tidak wajar karena ada beberapa luka lebam dan bercak darah di tubuhnya.

"Saya memang lihat ke dalam, pas dilihat tangan lebam, pipi seperti bekas pukul, dan ada darah di bibir," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (1/12/2023) sore.

Warga kemudian berdatangan ke rumah korban dan memindahkan jasad pria 58 tahun iti dari kamar ke tengah rumah.

Ada suara benturan

Khoeruman Bahtiar menjelaskan malam hari sebelum Endang ditemukan tewas, ia sempat memdengar suara seperti benturan dari rumah korban pada pukul 19.30 WIB.

"Rumah saya kan bersebelahan, jadi sempat dengar ada suara 'dug-dug' beberapa kali. Lalu, saya keluar rumah sebentar tapi masuk lagi karena hujan besar," ujar dia.

Pada pukul 02.30 WIB, ia kembali mendengar suara benturan dan sempat keluar rumah. Namun ia tak menaruh curiga karena selama ini korban tinggal sendirian.

"Terus saya masuk lagi sambil nunggu salat subuh. Pas salat subuh dia (korban) enggak ada, biasanya ke masjid, terus pas salat Jumat enggak ada juga, saya pikir lagi kontrol lututnya yang sakit karena asam urat," kata Khoeruman.

Ia sendiri mengaku terakhir kali bertemu dengan korban pada Kamis (30/11/2023).

"Saya pulang di sini sudah ramai, dia meninggal dan pas dilihat meninggalnya kurang wajar karena tangan lebam kaya bekas dipukul," ucapnya.

Sementara itu adik korban, Hasan (59) mengatakan ada barang milik korban yang hilang dari tempat kejadian perkara.

"Saya curiga ini (Endang meninggal) karena kejahatan karena selain ada luka, sepeda motor sama HP juga enggak ada," kata Hasan.

Sementara itu Kasatreskrim Polres Cimahi, AKP Luthfi Olot Gigantara, mengatakan pihaknya telah melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi.

Hasilnya pihaknya mendapat titik terang terkait indentitas terduga pelaku yang telah membunuh korban.

"Kemudian kami juga telah melakukan otopsi terhadap korban dan akhirnya kami mendapatkan titik terang (identitas) terduga pelaku," ujarnya saat dihubungi, Minggu (3/11/2023).

Berdasarkan hasil penyelidikan, kata Luthfi, terduga pelaku pembunuhan tersebut mengarah terhadap orang yang berinisial R.

"Terduga pelakunya berinisial R, tapi sampai saat ini kami masih melakukan pengejaran, semoga dalam waktu dekat ini bisa segera tertangkap," kata Luthfi.

Ia juga memastikan bahwa korban tewas karena dibunuh.

"Kemudian dari hasil otopsi sementara juga, dugaan penyebab kematian korban akibat adanya penyumbatan di leher yang mengganggu pernapasan korban sehingga korban lemas dan akhirnya meninggal dunia," ucapnya.

Selain itu ia mengatakan dari olah TKP, ada beberapa barang berharga milik korban yang hilang.

"Kami sudah melakukan olah TKP lagi, hasilnya beberapa barang berharga seperti motor, uang, serta handphone milik korban hilang," kata Luthfi.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Polisi Kantongi Indentitas Terduga Pelaku Pembunuhan Pria Asal Bandung Barat, Kini Sedang Diburu

https://bandung.kompas.com/read/2023/12/03/190900578/jadi-korban-pembunuhan-pria-di-cihampelas-ditemukan-tewas-di-dalam-rumah

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com