Salin Artikel

Setelah Gempa M 4,8, 270 Pasien RSUD Sumedang Dikeluarkan dari Ruang Inap

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Sumedang, IPTU Awang Munggardijaya mengatakan, ada 270 pasien yang sementara waktu dikeluarkan dari ruang rawat inap di RSUD Sumedang.

"Betul, untuk mengantisipasi terjadi gempa susulan, setelah gempa susulan malam tadi, Pak Bupati bersama Forkopimda memutuskan untuk mengeluarkan pasien yang berada di ruang rawat inap RSUD Sumedang. Totalnya ada 270 pasien," ujar Awang kepada Kompas.com melalui telepon, Minggu malam.

Awang menuturkan, seluruh pasien dipindahkan sementara keluar dari RSUD Sumedang.

"Sudah ada tenda dari Yonif Raider 301/Prabu Kiansantang dan dari BPBD Sumedang yang disiapkan di sekitar area RSUD Sumedang," tutur Awang.

Awang menyebutkan, 270 pasien tersebut untuk sementara waktu dipindahkan keluar sebagai langkah antisipasi dan untuk keamanan bersama.

"Mengingat pusat gempa berada di wilayah Rancapurut, Sumedang kota dan sudah terjadi beberapa kali gempa, maka demi keamanan pasien di RSUD Sumedang tersebut kami pindahkan, terbelih di lantai 5 dan 7 sudah ada ruangan yang mengalami retak akibat gempa," sebut Awang.

Diberitakan sebelumnya, ruangan di lantai 5 dan lantai 7 di RSUD Sumedang, Jawa Barat rusak sedang diguncang gempa, Minggu (31/12/2023).

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang Atang Sutarno membenarkan adanya kerusakan dua ruangan di RSUD Sumedang akibat gempa bumi yang terjadi pada Minggu sekitar pukul pukul 14.35 WIB.

"Gempa mengakibatkan kerusakan di dua ruangan rawat inap di RSUD Sumedang. Kerusakan berupa retak-retak di bagian dinding dan atap," ujar Atang kepada Kompas.com melalui WhatsApp, Minggu malam.


Atang menuturkan, dua ruangan yang terdampak gempa tersebut yaitu Ruang Tanjung di Lantai 5, dan Ruang Tulip di Lantai 7 RSUD Sumedang.

"Tim BPBD Sumedang telah melakukan asessmen ke lokasi. Kami juga telah mengimbau kepada seluruh petugas RSUD Sumedang agar tetap waspada, dan bila terjadi gempa susulan segera keluar melalui tangga darurat," tutur Atang.

Atang menyebutkan, gempa bumi dengan magnitudo 4.1 berada pada titik koordinat 6.84 LS 107.93 BT, atau 2 Kilometer Timur Laut, Sumedang, Jawa Barat dengan kedalaman 7 Kilometer.

Gempa susulan ketiga dengan magnitudo 4.8 terjadi Minggu malam sekitar pukul 20.34 WIB.

"Tim kami masih bergerak melakukan asessmen di lapangan. Kami mengimbau warga Sumedang untuk tidak panik, tetap tenang dan tetap waspada," kata Atang.

https://bandung.kompas.com/read/2023/12/31/222918878/setelah-gempa-m-48-270-pasien-rsud-sumedang-dikeluarkan-dari-ruang-inap

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com