Salin Artikel

Teliti Fenomena Gempa Sumedang, ITB Pasang 22 Seismograf

BANDUNG, KOMPAS.com – Tim Seismologi Institut Teknologi Bandung (ITB) memasang 22 seismograf di sekitar area terjadinya gempa Sumedang, Jawa Barat, Selasa-Rabu (2-3/1/2024).

Pemasangan seismograf dilakukan untuk lebih memahami dan meneliti fenomena gempa yang terjadi di Sumedang.

Tim tersebut berasal dari Kelompok Keahlian Geofisika Global Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB dan Pusat Unggulan Ipteks (PUI) Sains dan Teknologi Kegempaan ITB.

“Tim Seismologi ITB membawa 22 unit seismograf dengan tujuan untuk merekam gempa susulan yang terjadi di Sumedang," ujar Ketua Tim Seismograf ITB, Prof Andri Dian Nugraha dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (4/1/2023).

Selain itu, tim juga akan melakukan kajian ambient seismic noise tomography untuk mencitrakan profil struktur seismik bawah permukaan yang menjadi sumber kejadian gempa Sumedang.

Tim akan meneliti 22 sebaran titik pengamatan seismograf dengan lebih detail.

Sebaran titik pengamatan seismograf melingkupi area kejadian gempa di Kabupaten Sumedang.

Perekaman gempa susulan pun akan dilakukan selama 30 hari. Selanjutnya data rekaman gempa susulan akan dianalisis untuk memahami fenomena kejadian gempa Sumedang.

Terkait pemicu gempa, berdasarkan keterangan dari Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGen) pada tahun 2017, terdapat kemenerusan garis Sesar Tampomas dan Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Namun sebaran 9 episentrum gempa berada di antara Sesar Tampomas dan Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Hal ini mengindikasikan bahwa dibutuhkan kajian seismologi secara lebih lanjut, dengan merekam gempa susulan melalui jaringan pengamatan seismograf yang lebih rapat.

Selain melakukan pemasangan seismograf, Tim Seismologi ITB melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi dengan perangkat desa yang menjadi lokasi penempatan peralatan seismograf.

Hal yang serupa juga pernah dilakukan Tim Seismologi ITB pada saat gempa Lombok tahun 2018, gempa Ambon 2019, dan gempa Cianjur pada 21 November 2022.

Seperti diketahui, gempa yang terjadi di Kabupaten Sumedang pada akhir 2023, memberikan dampak kerusakan pada beberapa bangunan serta rumah tinggal.

Bahkan, getaran gempa dirasakan di sejumlah wilayah lainnya di Jawa Barat, seperti Bandung, Subang, Garut, serta Cirebon.

Gempa pertama terjadi pada pukul 14.35 WIB dengan kekuatan M 4,1 serta kedalaman 7 kilometer.

Pusat gempa berada di 1 kilometer Timur Laut Kabupaten Sumedang. Kemudian gempa kedua terjadi saat 15.38 WIB dengan kekuatan M 3,4 serta kedalaman 6 kilometer.

Sedangkan pusat gempanya berada di 1 kilometer Timur Laut Kabupaten Sumedang.

Sementara itu, gempa ketiga dengan kekuatan yang cukup besar, yakni M 4,8 terjadi pada pukul 20.34 WIB.

Pusat gempa berada di darat sekitar 2 kilometer arah Timur Laut Kabupaten Sumedang pada kedalaman 5 kilometer dan tergolong gempa dangkal.

Berdasarkan mekanisme fokus sumber gempa yang diumumkan oleh BMKG, gempa terpicu adanya pergerakan sesar aktif yang bergerak secara medatar (strike slip).

Badan Geologi dalam keterangan resminya memperkirakan bahwa keberadaan Sesar Cileunyi -Tanjungsari sebagai penyebab terjadinya rangkaian gempa di Kabupaten Sumedang.

Namun untuk memastikan karakteristik dari fenomena gempa Sumedang masih dibutuhkan kajian lanjutan, salah satunya adalah kajian seismologi.

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/04/110012378/teliti-fenomena-gempa-sumedang-itb-pasang-22-seismograf

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke