Salin Artikel

Mengenal Bendungan Jatigede, Terbesar Kedua di Indonesia

KOMPAS.com - Bendungan Jatigede atau juga dikenal sebagai Waduk Jatigede adalah bendungan terbesar kedua di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur.

Bendungan Jatigede memiliki memiliki luas sebesar 4.891,13 hektare dan kedalamannya mencapai 110 meter, dengan kapasitas tampungan sebesar 979,5 juta meter kubik .

Lokasi Bendungan Jatigede berada di wilayah Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, yang dibangun dengan membendung aliran Sungai Cimanuk di wilayah Kecamatan Jatigede.

Dilansir dari laman pu.go.id, Bendungan Jatigede merupakan bagian Wilayah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung.

Keberadaan bendungan ini juga mencakup beberapa daerah aliran sungai (DAS) di JAwa Barat, seperti Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, serta Kabupaten Brebes di Jawa Tengah.

Sejarah Bendungan Jatigede

Dilansir dari laman resmi Dinas Arsip Dan Perpustakaan Kabupaten, pembangunan Bendungan Jatigede ini sebenarnya telah direncanakan sejak zaman Hindia Belanda.

Saat itu, Pemerintah Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang aliran Sungai Cimanuk, dengan Bendungan Jatigede menjadi waduk utama dan yang terbesar.

Namun, rencana tersebut mendapatkan tentangan dari warga setempat, sehingga kemudian pembangunannya dibatalkan.

Baru pada tahun 1990-an, rencana pembangunan Bendungan Jatigede dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Tahap pertama yang dilakukan adalah merelokasi warga yang tinggal di wilayah calon genangan, yang dilakukan pada tahun 1982.

Diketahui area genangan Bendungan Jatigede meliputi 28 desa di Kecamatan Darmaraja, Kecamatan Wado, Kecamatan Jatigede dan Kecamatan Jatinunggal.

Pada tahun 1988, desain pembangunan bendungan ini mulai dilakukan. Pengerjaannya disambung 20 tahun kemudian dengan proses konstruksi pada tahun 2007-2015.

Saat itu, Bendungan Jatigede dibangun dengan biaya anggaran hingga mencapai 467 juta US dolar atau setara dengan Rp 6.538.000.000.000 dengan kurs rupiah saat itu sebesar Rp 14.000.

Pembangunannya bendungan ini dilakukan oleh perusahaan konstruksi bendungan ternama asal Tiongkok, Sinohydro dan WIKA bersama tiga Badan Usaha Milik Negara lain yang tergabung dalam Consortium of Indonesian Contractors (CIC).

Pengisian awal (initial impounding) Bendungan Jatigede dilakukan pada 31 Agustus 2015 yang diresmikan melalui penekanan tombol dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Basuki Hadimuljono dan didampingi Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

Saat ini, Bendungan Jatigede masih beroperasi penuh dan memberikan manfaatnya kepada masyarakat

Fungsi Bendungan Jatigede

Selain dikenal sebagai bendungan terbesar kedua di Indonesia, Bendungan Jatigede juga memiliki berbagai fungsi.

Seperti bendungan lainnya, Bendungan Jatigede memiliki fungsi utama untuk sarana irigasi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Sebagai sarana irigasi, bendungan ini menyediakan air untuk mengairi 90.000 hektar lahan sawah yang berada di Indramayu, Majalengka, dan Cirebon.

Selain itu, Bendungan Jatigede juga dapat memenuhi kebutuhan air baku sebesar 3.500 liter/detik.

Bendungan ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir di wilayah Indramayu dan Cirebon seluas 14.000 hektare terutama di sekitar Sungai Cimanuk Hilir.

Sementara sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air, PLTA di Bendungan Jatigede berdaya 110 Megawatt (MW) dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi di Jawa dan Bali.

Selain itu, Bendungan Jatigede juga berfungsi sebagai sarana budidaya perikanan air tawar, sarana olahraga air, sarana rekreasi, dan lain sebagainya.

Sumber:
pu.go.id  
arcgis.jabarprov.go.id  
sisemar.sumedangkab.go.id  
wika.co.id  
djpb.kemenkeu.go.id  
setkab.go.id . 

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/09/211558578/mengenal-bendungan-jatigede-terbesar-kedua-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke