Video tersebut ramai diperbincangkan di sosial media Instagram pada Rabu (10/1/2024).
Perekam video tersebut, merekam debit air yang sangat besar disertai dengan material lumpur.
Penjelasan dari video yang beredar tersebut yaitu banjir lumpur dari perbukitan Bandung Utara (Cimenyan, Kabupaten Bandung). Aliran lumpur menuju Kota Bandung di jalur Sindanglaya, Arcamanik, Cisaranten.
Mengutip dari keterangan media sosial, banjir lumpur berlangsung dari jam 11.30 Wib hingga 12.55 Wib.
Aliran air beserta lumpur berasal dari lahan pertanian Kawasan Bandung Utara di perbukitan Cikawari (sebelah hutan Arcamanik), Sentak Dulang dan Cisanggarung.
Setelah ke Cisanggarung, aliran ke selatan di kali Sindanglaya Arcamanik hingga Cisaranten. Kejadian tersebut rutin terjadi puluhan tahun.
Kapolsek Cimenyan Kompol Nanang Heru membenarkan kejadian tersebut terjadi di obyek wisata Curug Batu Templek.
Namun, ia membantah jika aliran air yang deras itu bukan lah banjir seperti yang diinformasikan di media sosial.
Nanang menjelaskan, arus air yang mengalir di curug tersebut menjadi deras, lantaran debit air yang semakin bertambah akibat hujan deras yang beberapa hari ini melanda wilayah Bandung Raya.
"Iya (debit airnya yang naik)," ucap dia saat dikonfirmasi melalui saluran telepon, Rabu (10/1/2024).
Nanang menyebut tak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Bahkan, hasil pemeriksaan anggota Polsek Cimenyan di lapangan bahwa aliran air di curug menjadi deras karena musim hujan dan bukan banjir.
"Jadi bukan banjir ya, memang kalau hujan deras di atas pasti seperti itu," ujarnya.
Sementara Pengelola Obyek Wisata Curug Batu Templek Yayan Sopian menegaskan tidak ada banjir.
"Saya sejak tadi siang asa di sini tapi enggak ada banjir, memang debit airnya yang gede," kata Yayan dikonfirmasi melalui saluran telepon.
Ia mengatakan setiap musim hujan air dari Gunung kerap datang bersama material lumpur.
"Air besar itu setiap musim hujan selalu rutin, kaya gitu tapi enggak banjir. Itu air dari gunung, jadi yang ramai di sosial media itu enggak benar, itu hanya air dari gunung yang kalau hujan pasti kaya gitu," ujarnya.
Yayan mengatakan apa yang tersebar di media sosial itu tidak benar. Bahkan, kata dia, tak ada korban jiwa atau masyarakat yang terdampak.
"Apalagi sampai berdampak atau memakan korban jiwa enggak itu semua hoaks," ujarnya.
https://bandung.kompas.com/read/2024/01/10/174210578/video-arus-di-curug-batu-tempel-viral-volume-air-disebut-meningkat-karena