Salin Artikel

Maling Tak Bercelana, Terekam CCTV Cebok Pakai Air Akuarium di Rumah Korban

Anehnya, maling tak bercelana tersebut sempat melakukan perbuatan tidak senonoh, bahkan terbilang jorok sesaat sebelum melakukan aksinya.

Dalam video yang juga menyebar di jejaring media sosial beberapa waktu terakhir, terlihat maling tersebut masuk ke garasi rumah korban dengan memanjat tembok.

Selanjutnya, dia langsung mencuci kaki ke dalam sebuah akuarium. Kemudian, maling tersebut cebok menggunakan air akuarium.

Pradana (23) pemilik rumah yang disatroni maling  membenarkan adanya kejadian itu. Ia mengatakan aksi maling tersebut terjadi pada Jumat (5/1/2024) lalu.

Maling itu, kata dia, masuk ke dalam rumah saat ia dan keluarganya tengah tertidur pulas. Pencuri itu menggasak handphone yang sedang di-charge di dalam rumah. 

"Kalau lihat di CCTV mah itu kejadiannya pukul 03.15 WIB, dini hari itu pas kita yang di rumah lagi tertidur pulas," kata dia saat ditemui di kediamannya, Kamis (11/1/2024).

Pradana baru menyadari bahwa rumahnya disatroni maling, saat sang ibu mencari ponselnya, yang ternyata hilang digondol maling.

"Ibu saya bangun subuh kurang lebih jam 04.00 WIB langsung nyari handphone tapi sudah enggak ada. Ibu saya keluar, tahu nya tetangga juga ada yang kemalingan sama," sambung dia.

Pradana lalu mengecek rekaman CCTV, untuk mengetahui pelakunya.

Dalam rekaman video itu terlihat si pencuri memakai tutup kepala berwarna hitam. Pencuri itu sempat terlihat melakukan pemantauan sebelum masuk ke rumahnya.

Pradana pun membenarkan ada aksi cebok menggunakan air akuarium sebelum si maling memasuki rumah dan mencuri ponsel.

"Dia masuk naik dari benteng (tembok) itu sudah tidak menggunakan celana, terus dia cebok pakai air akuarium."

"Bahkan cuci kaki di situ, terus mantau di area garasi. Malingnya masuk lewat jendela dan enggak pake celana waktu masuk juga, ada kok rekaman CCTV nya," kata dia.

"Padahal di dalem rumah ada sekitar 10 orang, itu kita enggak sadar sama sekali, sebelumnya abis makan barenglah (ngaliwet) sama keluarga," tutur Pradana.

Maling tersebut juga terekam di CCTV tetangganya, dan bahkan sempat tepergok, lalu berlari ke areal persawahan.

"Katanya langsung ke rumah tetangga, di sana ketahuan, di sana nyuri handphone dua. Terus lari ke arah sawah," jelas Pradana.

Selain tak bercelana, rekaman CCTV di rumah tetangga Pradana memperlihatkan maling tersebut membawa sebilah pisau. "Pisaunya itu ditemukan warga di sawah," tutur dia lagi.

Kepala Polsek Banjaran Kompol Heri Suryadi mengaku telah menerima laporan terkait insiden tersebut.

Polisi pun mengaku telah mendatangi rumah korban untuk mengumpulkan informasi.

"Betul terjadi, kami sudah ke sana, cek lokasi TKP, terus udah minta keterangan dan informasi lainnya," kata dia saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Saat ini, pihak kepolisian tengah melakukan proses pencarian terhadap pelaku. "Sekarang masih diselidiki, kita akan lakukan penangkapan nantinya," tegas Heri.

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/11/104846478/maling-tak-bercelana-terekam-cctv-cebok-pakai-air-akuarium-di-rumah-korban

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com