Salin Artikel

BMKG Ingatkan Warga Kota Bandung Waspadai Cuaca Ekstrem sampai Pekan Depan

Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung BMKG Teguh Rahayu memprediksi, wilayah Kota Bandung akan diguyur hujan dengan intensitas tinggi dalam beberapa hari ke depan.

Hal itu ditandai dengan kondisi cerah yang tiba-tiba berubah menjadi berawan. Bahkan hujan bisa terjadi sejak pagi hingga malam hari.

"Jadi tujuh hari ke depan, untuk pagi hari potensinya adalah berawan cerah hingga berawan. Untuk siang hari itu intensitas hujan sedang hingga lebat. Untuk malam hari hujan ringan hingga sedang, seperti itu," katanya saat ditemui di lokasi banjir kawasan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/1/2024).

Mengantisipasi banjir di Kota Bandung, Teguh mendorong pemerintah kota untuk kembali menata bangunan di bantaran sungai.

Mengingat, pada Kamis (11/1/2024) sore, banjir merendam ratusan rumah di empat rukun warga (RW) di kawasan Braga.

"Jadi untuk pemerintah tentunya lebih meningkatkan lagi untuk penataan kota, terutama yang buangan-pembuangan air, jalur-jalur air, untuk segera diperbaiki atau ditingkatkan lagi, sehingga ketika hujan intensitas tinggi, buangan air ini jalannya ada," ucapnya.

Dia juga meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan juga menjaga lingkungan sekitarnya agar setiap hujan tidak selalu terkadi banjir.

"Masyarakat barus waspada terus, mewaspada, dan jangan buang sampah sembarangan, yang kecil-kecil seperti itu ya. Intinya memitigasi diri sendiri jauh lebih aman daripada menunggu arahan dari pemerintah," tambahnya.

Terkait dengan puncak musim hujan di Kota Bandung, diprediksi akan terjadi pada Februari 2024. Menurutnya saat ini masuk dalam kategori awal musim hujan.

"Kalau awal di bulan di Bandung Raya ini, akhir Februari menjelang Maret, itu menjelang bulan Februari. Tapi di akhir Januari sudah mulai meningkat ini hujannya," katanya.

Sebelumnya, Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin menyebutkan, sebanyak 857 jiwa terdampak akibat banjir yang terjadi kemarin sore. Saat ini petugas gabungan masih terus mendata dan membantu warga yang membersihkan lumpur sisa banjir.

"Yang terdampak 857 jiwa atau 400 KK. Intinya kita harus berhati-hati dalam cuaca seperti ini. BMKG sudah mengingatkan, curah hujan ekstrem ini ya ini lebat sangat lebat intensitasnya," katanya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/12/140532678/bmkg-ingatkan-warga-kota-bandung-waspadai-cuaca-ekstrem-sampai-pekan-depan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com