Salin Artikel

3 Lansia di Cirebon Nekat Oplos Gas Subsidi, Bermodal Pipa Besi

CIREBON, KOMPAS.com - Tiga orang pria lanjut usia (lansia) asal Kota Cirebon, Jawa Barat, nekat bisnis terlarang. Ketiganya diduga mengoplos gas subsidi tiga kilogram ke tabung gas non subsidi ukuran 12 dan 5,5 kilogram untuk mendapatkan untung berkali lipat.

Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota, AKP Anggi Eko Prasetyo menyampaikan, tim reskrim melakukan penangkapan terhadap tiga pelaku pada Rabu (10/1/2024). Mereka langsung menggerebek tempat yang digunakan untuk proses pengoplosan.

"Kami melakukan tangkap tangan terhadap dugaan tindak pidana berkenaan dengan barang bersubsidi dengan hal ini elpiji ukuran tiga kilogram," kata Anggi dalam konferensi pers yang dihadiri Kompas.com di Mapolres Cirebon Kota, Jumat (12/1/2024).

Saat dilakukan penangkapan, ketiga pria berinisial JN (60), SB (54), dan AS (42), tak dapat berkutik.

Mereka juga menyerahkan seluruh barang bukti yang diduga digunakan untuk melancarkan aksi kejahatannya ini.

Beberapa barang bukti antara lain 29 tabung gas ukuran 3 kilogram, 5 tabung gas 12 kilogram, dan 2 tabung gas 5,5 kilogram.

Petugas juga mengamankan beberapa pipa besi yang digunakan untuk suntik pengoplosan gas, beberapa segel tutup tabung, dan lainnya.

Polisi, sambung Anggi, juga masih mendalami dugaan keterlibatan pihak-pihak terkait.

Anggi mengungkapkan, kasus pengoplosan yang dilakukan ketiga pria ini terungkap lantaran warga sekitar curiga karena bau menyengat di sekitar rumah JN.

Selain itu, sejumlah pelanggan mengeluhkan tabung yang dibeli dari JN sebagai penjual gas nonsubsidi cepat sekali habis.

"Satu itu (bau gas menyengat), kedua terkait konsumen itu sendiri merasa curiga. Kok gas yang dibeli cepat habis. Jadi informasi informasi tersebut kami tindaklanjuti," tambah Anggi.

Kapolres Cirebon Kota AKBP Rano Hadiyanto, menyampaikan aksi pengoplosan oleh ketiganya ini semata-mata untuk mendapatkan keuntungan yang lebih. Pasalnya, mereka membeli tabung gas 3 kilogram dengan murah dan menjualnya mahal berkali lipat.

Bila dihitung, sambung Rano, JN membeli gas 3 kilogram sebagai modalnya seharga Rp 19.000 lalu dijual seharga gas non-subsidi tabung 5,5 kilogram Rp 90.000 dan tabung gas nonsubsidi ukuran 12 kilogram senilai Rp 215.000.

Kenapa lebih cepat habis, karena para pelaku ini mengisi gas non subsidi tidak sesuai dengan label yang tertera di tabung gas. Sehingga antara isi dan tabung tidak sesuai. Akibat tindakannya ini, negara dirugikan senilai sekitar Rp 23 juta. 

"Kerugian yang diderita oleh negara oleh aksi ini dalam tiga bulan yaitu 22.518.000 rupiah," kata Rano dalam keterangannya.

Atas tindakannya ini, ketiga pelaku terancam pasal 55 undang Undang 22 tahun 2021 yang diubah Pasal 40 undang Undang 11 tahun 2020 dengan ancaman 6 tahun penjara dan denda miliaran rupiah.

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/12/150614778/3-lansia-di-cirebon-nekat-oplos-gas-subsidi-bermodal-pipa-besi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com