Salin Artikel

Warga Diminta Waspadai Longsor Susulan di Subang

Longsor disebut terjadi karena intensitas hujan. 

Warga pun diminta waspada dengan potensi longsor susulan.

“Longsor bukan disebabkan karena aktivitas perusahaan dan juga bukan karena banjir Sungai Cipunegara. Lokasi longsor jaraknya agak jauh 60-100 meter dari Sungai Cipunegara,” jelas Plt Kepala Badan Geologi M Wafid dalam keterangannya, Jumat (12/1/2024).

Wafid menjelaskan, secara morfologi daerah yang mengalami gerakan tanah tipe longsoran aliran bahan rombakan merupakan lereng bukit terjal dengan beda tinggi mencapai 50 meter dan terdapat alur kecil.

Dalam bagian bawah lereng tersebut pada tekuk lereng terdapat mata air yang digunakan oleh PDAM dan PT Tirta Investama (Aqua) serta merupakan Wisata Mata Air Cipondok.

Kondisi geologi daerah bencana disusun oleh produk dari hasil gunungapi tua berupa breksi, lahar, dan tuff.

Pada beberapa tempat terlihat merupakan endapan Sungai Cipunegara berupa kerakal dan boulder.

“Tanah pelapukan pada lokasi ini sangat tebal. Tata guna lahan pada bagian atas merupakan persawahan sedangkan pada bagian bawah merupakan sawah dan merupakan dataran banjir dari Sungai Cipunegara,” jelasnya.

Seperti diketahui, longsoran yang berkembang menjadi aliran bahan rombakan itu menewaskan dua orang warga dan menyebabkan 11 orang lainnya luka-luka.

Tidak hanya itu, longsoran juga menimbun tempat Wisata Mata Air Cipondok dan menyebabkan 5 warung rusak, sumber air baku PDAM dan PT Tirta Investama (Aqua) rusak berat sehingga pasokan aor bersih terganggu.

Sebanyak 132 jiwa mengungsi karena khawatir terjadi perluasan longsoran.


Wafid mengatakan bahwa wilayah tersebut memang rawan longsor, berdasarkan data Badan Geologi, longsor sudah terjadi tiga kali di wilayah itu, yakni pada tahun 1970an dan tahun 1992.

“Namun pada kejadian yang sekarang longsornya lebih besar dari sebelumnya,” ucapnya.

Secara morfologi, kata Wafid, daerah tersebut rawan longsor dan menunjukan bekas longsoran lama yang belum turun atau longsor semua (berbentuk tapal kuda) serta daerah akumulasi air bentuk cekungan dengan lereng terjal.

“Muncul retakan-retakan pada tanah di bagian atas sebelumnya,” ucapnya.

Wafid menyebut air hujan memicu longsor ini, berdasarakan Info dari BMKG curah hujan di POS ARG Subang sebesar 17,6 mm/jam (pukul 16.50 WIB – 17.50 WIB) termasuk dalam kategori lebat.

Mengingat curah hujan yang masih tinggi, warga diminta untuk waspada terhadap potensi gerakan tanah tersebut untuk menghindari terjadinya longsor susulan dan jatuhnya korban di Kampung Cipondok, Desa Pasanggrahan.

“Sebagian besar penduduk bisa kembali ke rumah masing-masing kecuali 2 rumah pada bagian bawah jika akan kembali ke rumah harap meningkatkan kesiapsiagaan dan melakukan warnings system secara mandiri dengan mengenal tanda-tanda akan longsor seperti mata air keruh, munculnya rembesan disertai aliran lumpur, serta memantau perkembangan retakan pada bagian atas lereng,” ucapnya.

Wafid juga merekomendasikan pembersihan material bagian bawah maupun perbaikan pipa PDAM dan PT Tirta Investama diharapkan memperhatikan cuaca dan potensi longsoran susulan.

Hal ini dikarenakan pada bagian mahkota longsoran masih muncul rembesan-rembesan air.

“Sistem keairan pada bagian atas harus dialihkan agar tidak masuk ke lokasi longsoran maupun retakan. Lokasi ini termasuk rawan tinggi terjadi longsor sehingga berpotensi berulang jika curah hujan tinggi dan sistem drainase tidak tertata dengan baik,” ucapnya.

Wafid juga merekomendasikan agar pengembangan pemukiman tidak dilakukan di bawah atau sekitar tebing curam atau terjal, serta membuat jalur evakuasi untuk antisipasi retakan dan longsoran yang mungkin terjadi.

Untuk itu Masyarakat diharapkan waspada terhadap potensi longsor susulan.

“Masyarakat agar mewaspadai daerah sekitar lereng jika muncul retakan tanah dan longsoran baik pada jalan maupun lahan agar segera ditutup agar air tidak masuk ke dalam retakan dan longsoran. Jika retakan bertambah lebar dan atau ditemukan retakan baru segera mengungsi dan melaporkan ke Pemerintah Daerah setempat,” ucapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/12/172247278/warga-diminta-waspadai-longsor-susulan-di-subang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke