Salin Artikel

4 Perampok Penyekap Satpam Pizza Hut di Gunung Putri Bogor Ditangkap

Kapolsek Gunung Putri AKP Didin Komarudin mengatakan, para pelaku ditangkap di lokasi berbeda di wilayah Bekasi.

Keempat pelaku bernama Syahrul Ramdoni alias Peot (31), Muhammad Rafli Sitorus alias Rafli (19), Yandi Suryadi alias Plintis (30), dan Hundika alias Dika (29).

"Anggota Unit Reskrim melaksanakan penyelidikan dan berhasil mengidentifikasi salah satu pelaku bernama Syahrul dan menangkapnya di Gunung Putri," kata Didin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/1/2024).

Kemudian, polisi melakukan pengembangan atas penangkapan tersebut.

Tidak lama setelah itu, penyidik kembali menangkap tiga pelaku lainnya di wilayah Bekasi pada Senin (15/1/2024) tadi malam, sekitar pukul 23.00 WIB.

"Saat ini para pelaku sudah kami proses sesuai hukum yang berlaku, kami kenakan Pasal 365 KUHPidana dengan ancaman hukuman 7 tahun ke atas," ucap Didin.

Kepada penyidik, para pelaku mengaku sudah dua kali melakukan pencurian dengan kekerasan atau merampok secara acak terhadap restoran yang buka malam hari.

Selain itu, para bahkan tidak akan segan-segan untuk menyekap korbannya.

"Kalau dia sistemnya hunting atau acak, jadi enggak selalu TKP-nya restoran, tapi kalau ada warung buka malam juga dia bisa melakukan perampokan," ungkap Didin.

Didin menjelaskan, adapun penangkapan dilakukan setelah adanya laporan perampokan Pizza Hut yang terjadi pada Sabtu (13/1/2024) pukul 04.15 WIB.

Kawanan pelaku perampokan Pizza Hut ini menyekap sebelum menggasak uang puluhan juta dari brankas.


Keempat pelaku mengikat tangan dan kaki menggunakan tali beserta mulut korban dilakban.

Korbannya adalah seorang satpam bernama Haryadi (40) warga sekitar yang bekerja sebagai satpam di Pizza Hut di wilayah tersebut.

"Haryadi sudah ditemukan dalam kondisi terikat kaki serta tangannya dan mata serta mulutnya dilakban," ucap Didin.

Peristiwa tersebut bermula saat korban hendak melaksanakan shalat Subuh di lokasi.

Namun, tiba-tiba ia didatangi oleh empat pelaku sambil menodongkan senjata tajam kapak.

Kawanan perampok ini langsung mengambil uang dengan membuka kunci gembok menggunakan kampak tersebut.

"Barang-barang yang berhasil diambil ternyata uang tunai senilai Rp 45 juta, lalu HP dan Tab," beber Didin.

Dari penangkapan itu, polisi turut mengamankan barang bukti berupa satu buah bilah golok, satu buah bilah kapak, dan dua unit sepeda motor.

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/16/173415778/4-perampok-penyekap-satpam-pizza-hut-di-gunung-putri-bogor-ditangkap

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com