Salin Artikel

Peneliti Unpad Kembangkan Alat Portabel untuk Periksa Kesehatan Janin

Alat portabel ini berbasis nirkabel atau Internet of Things (IoT) yang diberi nama "Detect Me".

Restu mengatakan, pengembangan alat itu dilandasi tingkat kematian janin di Indonesia yang masih tinggi akibat pendeteksian terlambat.

Ini terjadi karena kurangnya pengetahuan para ibu, hingga kurangnya akses terhadap layanan kesehatan, utamanya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia.

"Terlebih pandemi Covid-19 juga sempat menjadi penghalang bagi para ibu untuk memeriksakan janinnya ke fasilitas kesehatan."

"Kondisi inilah yang mendorong untuk pengembangan alat pendeteksi kesehatan janin ini," kata Restu yang juga Wakil Dekan II Fakultas Keperawatan Unpad. di Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/1/2024) kemarin.

"Detect Me" berukuran relatif kecil sehingga mudah dibawa ke mana-mana, dan penggunaannya relatif mudah, karena dapat terhubung ke telepon pintar secara nirkabel melalui jaringan internet. 

Dengan demikian para ibu dapat langsung memantau denyut jantung dan pergerakan janin mereka dengan membuka aplikasi ponsel.

"Teknologi smartphone ini sebenarnya sudah dekat dengan masyarakat Indonesia. Jadi terkait ada sinyal atau tidak, aksesnya susah atau enggak, bagaimana mendeteksinya, rasanya itu sudah bukan masalah besar di Indonesia," ujar dia.

"Detect Me", lanjut dia, juga bermanfaat bagi para ibu yang kehamilannya berisiko tinggi.

Restu menjelaskan, ada lima tahapan sebelum alat itu dapat diproduksi dan digunakan masyarakat.

Saat ini proses pengembangan "Detect Me" masih berada pada tahap pertama yakni pengecekan kemampuan alat untuk membedakan denyut jantung ibu dan janin, serta perancangan aplikasi.

Setelah tahap satu terlewati, maka tahap kedua adalah perangkat mulai disambungkan ke aplikasi smartphone secara nirkabel.

"Setelah itu, perangkat akan terus dimodifikasi hingga ukurannya menjadi makin kecil dan makin portabel."

"Jika pengembangannya sudah mencapai tahap final, perangkat akan melewati berbagai pengujian, sebelum dapat diproduksi secara massal," tutur dia.

Dalam proses pembuatan dan pengembangan alat ini, Unpad bekerja sama dengan pakar-pakar dari berbagai institusi, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Telkom University, dan RSUP Hasan Sadikin Bandung.

"Untuk alat ini sampai di layanan kesehatan atau di pasaran, mungkin membutuhkan waktu 2-3 tahun lagi."

"Karena prosesnya memang kita masih terus mencari yang betul-betul aman, betul-betul portabel, betul-betul mudah untuk digunakan," ujar dia.

Sejauh ini, kata Restu, sudah terdapat mitra industri yang bersedia bekerja sama dengan pihak peneliti untuk mendistribusikan ke toko-toko kesehatan.

Di samping itu, tim peneliti juga merencanakan diseminasi alat tersebut kepada lembaga-lembaga pemerintahan, serta LSM yang berfokus pada bidang kesehatan ibu dan anak.

Diseminasi dilakukan agar alat itu dapat dengan mudah diakses masyarakat melalui faskes-fakses di sekitar mereka.

Berdasarkan perhitungan kasar Restu, untuk saat ini, kisaran harga "Detect Me" masih berada di atas Rp1 juta.

Atas kendala ini, Restu dan timnya mempertimbangkan solusi berupa sistem peminjaman bagi ibu yang kehamilannya berisiko tinggi.

"Kami juga sudah mempertimbangkan ke depannya, apakah alat ini harus dimiliki atau bisa dipinjamkan."

"Jadi, tidak selalu juga ibu-ibu tuh harus beli, kemudian mengeluarkan uang."

"Bisa juga, ini menjadi bagian dari fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia, di mana ibu-ibu yang berisiko tinggi hamilnya ataupun janinnya, itu dipinjamkan alat supaya ketika dia di rumah, dia tetap bisa memantau," ucap Restu.

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/18/132932078/peneliti-unpad-kembangkan-alat-portabel-untuk-periksa-kesehatan-janin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke