Salin Artikel

Rekannya Tewas Tertabrak di Bogor, Begal Ini Malah Kabur Bawa Motor Curian

BOGOR, KOMPAS.com - Firgi (25), pelaku begal sepeda motor yang tewas setelah tertabrak mobil boks ternyata tak beraksi seorang diri.

Ia beraksi dengan lima rekannya di wilayah Desa Cicadas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/1/2024).

Sebagai informasi, Firgi ditemukan tewas di pinggir jalan usai merampas motor korban dan kabur dari kejaran warga. Dia tewas akibat terjatuh lalu tertabrak mobil boks.

Kanit Reskrim Polsek Gunung Putri, Iptu Ekka Sakti Koeswanto mengungkapkan, Firgi bersama komplotannya melakukan aksi pembegalan terhadap pengendara motor di wilayah Gunung Putri.

"Pelaku begal sebenarnya ada 6 orang menggunakan 3 motor berboncengan dan memepet korban. Kemudian salah satu pelaku (Firgi) yang dibonceng inilah menyabetkan celurit ke korban," kata Ekka saat dihubungi Kompas.com, Kamis.

Setelah berhasil merampas motor korban, enam pelaku begal tersebut langsung berpencar melarikan diri begitu dikejar warga sekitar.

Para pelaku kemudian berpencar. Namun Firgi tewas tertabrak mobil boks karena kejaran massa.

Firgi menggunakan motornya berboncengan dengan pelaku begal berinisial YS (24). Sementara empat rekan lainnya kabur membawa hasil curian sepeda motor matic.

"Para pelaku kemudian dikejar massa lari ke arah Nagrak, nah dia (Firgi) tersenggol lalu jatuh baru kemudian tertabrak mobil boks. Jadi Firgi yang membacok korban (pengendara) dan dia juga yang tewas," ungkapnya.

Keempat pelaku lainnya, tidak menolong Firgi dan YS yang tertabrak mobil boks saat berupaya kabur dari kejaran massa.

Akibatnya, Firgi dinyatakan meninggal dunia di perjalanan ke Rumah Sakit (RS) Thamrin, Cileungsi.

Menurut Ekka, rekan begal lainnya malah kabur membawa sepeda motor hasil curian.

Ekka menyebutkan, total pelaku begal ada enam orang. Namun baru satu orang berinisial YS yang ditangkap usai kecelakaan.

Ketika ditangkap, YS dalam keadaan luka parah. Sedangkan Firgi tewas setelah tertabrak mobil boks.

"Berarti ada 4 yang kita kejar. Yang berhasil ditangkap satu si YS (24). Sedangkan Firgi meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit," ungkapnya.

Kini, polisi masih menyelidiki kasus itu termasuk mengidentifikasi identitas para pelaku lainnya.

Ekka menyampaikan, empat pelaku lain sudah masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO).

Saat ini, salah satu pelaku lain yang sudah diketahui identitasnya adalah N dan S. Kedua pelaku ini masih dalam pengejaran.

Polisi juga masih mengumpulkan data untuk mencari identitas dan mengejar dua pelaku lainnya yang kabur.

"Sudah inisial N sama S. Sedangkan dua orang pelaku lainnya belum dikenal dan masih DPO," ungkapnya.

Dalam penangkapan itu, polisi menyita barang bukti satu unit sepeda motor dan sebilah celurit.

Sebelumnya diberitakan, seorang pembegal bernama Firgi (25) tewas tertabrak mobil boks saat berupaya kabur dari kejaran massa di wilayah Desa Cicadas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/1/2024).

Kapolsek Gunung Putri AKP Didin Komarudin menjelaskan kronologis kejadian tersebut. Mulanya, pelaku melancarkan aksi begal terhadap pengendara motor berinisial IS (19) dan J (20) yang sedang melintas di jalan itu sekitar pukul 02.00 WIB.

Malam itu, IS dan J pergi mengendarai motor matic Honda Beat dengan tujuan ingin membantu orangtuanya yang mengalami kesulitan di Simpang Cagak Gunung Putri.

"Kejadian dimulai ketika korban IS dan J mengendarai motor, pergi dari rumah dengan tujuan membantu orang tuanya ke Cagak Gunung Putri, dimana kendaraan orangtuanya ini mogok," ungkapnya.

Setibanya di depan SDN 1 Desa Cicadas, korban dipepet oleh pelaku bermotor sambil membawa senjata tajam jenis celurit.

Setelah itu, pelaku yang berboncengan langsung menyabetkan celurit ke arah korban dan mengenai tangan sebelah kiri.

IS dan J kemudian berhenti lalu turun dari motornya dan bergegas melarikan diri dengan cara berlari ke wilayah Nagrak.

"Akhirnya korban berhenti dan meninggalkan motor Honda Beat itu, akan tetapi korban dikejar oleh para pelaku tersebut," ujarnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/25/172940378/rekannya-tewas-tertabrak-di-bogor-begal-ini-malah-kabur-bawa-motor-curian

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com