Salin Artikel

Berziarah dengan Truk Bak Terbuka, Pilihan Murah Berujung Tragedi

Akibat dari kecelakaan truk dengan bak terbuka itu, lima orang penumpang dinyatakan meninggal dunia, 23 penumpang mengalami luka-luka, dan 9 orang penumpang lainnya selamat.

Korban didominasi mengalami luka sobek di bagian kepala dan patah tulang di tangan maupun kaki akibat terpental dan terbentur lantaran truk jungkir balik memuntahkan seisi penumpang yang berdiri di bak belakang.

Kecelakaan itu terjadi saat perjalanan pulang rombongan peziarah dari wilayah Kabupaten Cianjur ke Kampung Cinagrog, Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat.

"Mereka berangkat sore, kemudian malam itu juga pulang. Yang duduk di bangku depan 5 orang, 2 anak dipangku 2 orang dewasa dan 1 sopir, yang di bak belakang ada 31 orang," ungkap Kepala Desa Citalem, Mauludin Sopian saat dihubungi, Senin (29/1/2024).

Rombongan peziarah ini berasal dari kampung yang sama yakni Kampung Cinagrog. Mereka sengaja menyewa truk bak terbuka untuk ziarah ke sebuah makam di Cianjur.

"Masyarakat di sini memang sudah terbiasa kalau bepergian rombongan pakai truk. Begitupun saat ziarah kemarin. Jadi di sini bisa disebut sudah budaya. Dilarang juga susah," kata Mauludin.

Warga lebih senang bepergian dengan truk bak terbuka karena jauh lebih murah ketimbang menyewa bus atau kendaraan lain.

"Sewa bus kan mahal. Nah ini paling kena Rp 30.000 per orangnya. Ongkos sewa truknya kurang dari Rp 1 juta. Entah Rp 700.000 atau berapa gitu. Jadi memang mereka cari alternatif kendaraan yang murah," sebut Mauludin.

Mauludi bahkan tidak menampik banyak pemilik truk di daerahnya yang menyewakan kendaraan truk bak terbuka untuk mengangkut penumpang yang hendak bepergian seperti wisata, antar pengantin, atau ke acara-acara yang melibatkan banyak penumpang.

"Bukan truk yang itu saja. Di sini banyak truk yang biasa dipakai masyarakat, salah satunya truk yang kecelakaan. Jadi bisa di bilang sudah membudaya, enggak bisa dilarang kalau sudah begini. Urusannya ekonomi. Mereka cari yang murah," paparnya.


Jalan Raya Saguling merupakan jalan inspeksi yang berdekatan dengan objek vital pembangkit listrik, maka jalan tersebut dipelihara oleh PT Indonesia Power.

Jalan tersebut hanyalah jalan yang digunakan sebagai jalur alternatif bukan sebagai jalur angkutan umum.

"Jadi bukan enggak ada angkutan umum. Angkutan ada tapi jauh memutar lewat Cililin, Batujajar, Padalarang. Nah kalau yang lewat jalan Saguling ini enggak ada," sebutnya.

Truk dilarang angkut penumpang

Tragedi kecelakaan maut yang memakan banyak korban nyawa dan luka-luka ini menjadi catatan merah para pemilik truk agar tak lagi menggunakan kendaraan pengangkut barang untuk mengangkut penumpang.

Larangan penggunaan kendaraan barang untuk mengangkut orang itu bahkan tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ).

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bandung Barat Fauzan Azima mengatakan, tragedi kecelakaan maut ini menjadi peringatan akan bahayanya truk dengan bak terbuka ketika dijadikan moda transportasi.

"Kami imbau masyarakat tidak lagi menggunakan kendaraan barang untuk orang, karena itu berbahaya. Angkutan barang secara aturan tidak dibolehkan untuk mengangkut orang," kata Fauzan.

Dari hasil investigasi sementara yang dilakukan oleh Dishub Bandung Barat, truk yang terlibat kecelakaan ini merupakan truk yang sudah 8 tahun tidak melakukan uji kelayakan dan keselamatan.

Kendaraan bak terbuka itu habis masa berlaku uji kendaraan pada 22 Maret 2016.

Setelah itu truk tersebut tak pernah melakukan uji kelayakan dan keselamatan sebagai syarat angkut barang.

"Hasil penelusuran truk tersebut sudah 8 tahun tak melakukan uji kir. Truk itu diketahui milik warga Kampung Cipasir, Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung," tuturnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/29/202044078/berziarah-dengan-truk-bak-terbuka-pilihan-murah-berujung-tragedi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com