Salin Artikel

Pembacokan di Cirebon Tewaskan Satu Orang, Keluarga Berharap Pelaku Dihukum Berat

KOMPAS.com - Satu orang tewas dalam pembacokan di Cirebon, Jawa Barat, Senin (29/1/2024).

Dalam kasus tersebut, pelaku yang merupakan office boy membacok empat karyawan kantor koperasi di Desa Kebon Turi, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.

Setelah dirawat di rumah sakit, seorang korban, Jessica Shintya Pentury (23), meninggal di rumah sakit pada Senin (29/1/2024) sekitar pukul 21.30 WIB.

Atas kejadian ini, keluarga korban meminta polisi agar menghukum berat pelaku.

Paman Jessica, Muhamad Saiful, mengatakan bahwa keluarga masih sangat syok dan terpukul atas peristiwa ini.

Ibu korban bahkan berulang kali pingsan meratapi kepergian anak semata wayangnya.

"Ibunya masih tak kuat menerima peristiwa duka ini," ujarnya, Selasa (30/1/2024).

Saiful menuturkan, Jessica menjadi salah satu korban yang mengalami luka paling parah.

Berdasarkan keterangan korban dan saksi mata, usai melihat kepala cabang dibacok, Jessica berteriak dan minta tolong. Teriakan itu membuat pelaku marah.

"Karena mendengar teriakan panik, pelaku langsung lari menuju almarhumah dan membacok membabi buta," ucapnya.

Menurut kabar yang didengar Saiful, pelaku dendam terhadap pimpinannya. Saat pembacokan terjadi, Jessica duduk tak jauh dari pimpinannya.

Saat ini, jenazah Jessica telah dimakamkan. Tangisan pecah di atas pusara Jessica.

"Kami meminta agar polisi memberikan hukuman setimpal, sebaik-baiknya," ungkapnya, Senin, dikutip dari Tribun Cirebon.

SP juga berharap agar rekan-rekannya yang menjadi korban bisa segera mendapat kesembuhan.

Terkait kejadian ini, SP menceritakan bahwa peristiwa itu terjadi sekitar 06.54 WIB.

Menurut SP, pembacokan tersebut terjadi sebelum rapat pagi.

Pelaku berinisial RS (23) menyerang empat korban yang berada dalam ruangan. Sebelum memulai aksinya, pelaku mengunci semua pintu ruangan dari dalam.

SP menyebutkan, pelaku diduga melakukan perbuatan itu karena motif balas dendam.

Ketika pembacokan terjadi, di lokasi terdapat sembilan karyawan. Pelaku membacok empat orang, yaitu kepala cabang, asesor, dan dua orang staf lapangan.

Melihat kejadian tersebut, karyawan lain berusaha meringkus pelaku.

Terkait pembacokan ini, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cirebon Kompol Haryo Prasetyo Suseno mengungkapkan, polisi telah memeriksa 9 saksi.

"Sampai saat ini, kita masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi , saat ini sudah sembilan orang saksi. Dilakukan pemeriksaan, satu di antaranya korban yang terluka kemarin," tuturnya, Selasa.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Muhamad Syahri Romdhon | Editor: Reni Susanti, David Oliver Purba), TribunCirebon.com

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/30/164500178/pembacokan-di-cirebon-tewaskan-satu-orang-keluarga-berharap-pelaku-dihukum

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com