Salin Artikel

Dedi Mulyadi Klaim Masyarakat Desa Ingin Pilpres Satu Putaran

KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pembina sekaligus calon legislatif (caleg) Partai Gerindra, Dedi Mulyadi, menyebut bahwa masyarakat di desa menginginkan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 berlangsung satu putaran.

Selain itu, menurutnya, mereka pun ingin pasangan calon presiden dan wakil presiden (Capres-Cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang keluar sebagai pemenang, karena pasangan itulah yang dianggap kini punya peluang paling besar.

Dedi mengaku, hal itu ditemukannya usai berkeliling dan bertemu langsung dengan ribuan warga di wilayah Jawa Barat (Jabar).

“Setidaknya, itulah yang bisa saya simpulkan, bahwa mayoritas warga, khususnya di Jabar menginginkan Pilpres satu putaran saja," kata Dedi, di Garut, Jabar, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com pada Sasa (30/1/2024).

"Dan dugaan saya, aspirasi yang sama terjadi di wilayah-wilayah lain di Indonesia,” imbuhnya.

Dia mencontohkan, saat hari ini bertemu ribuan ibu-ibu di Garut, salah satu aspirasi mereka adalah Pilpres satu putaran dengan Prabowo-Gibran sebagai pemenangnya.

“Saya sendiri tidak tahu, apakah aspirasi itu karena mereka juga membaca berita bahwa yang paling tinggi elektabilitasnya dan berpeluang menang itu Pak Prabowo, sehingga mereka semakin yakin cukup satu putaran saja,” ujar Dedi.

Dengan kondisi itu, dia meyakini bahwa keributan tentang Prabowo-Gibran yang ada di media sosial hanya terjadi di kalangan masyarakat menengah dan berpendidikan tinggi.

Padahal, lanjut Dedi, yang diketahui masyarakat kelas menengah-bawah adalah Prabowo capres yang baik, peduli, dan tulus.

Bagi kalangan tersebut, Prabowo memiliki sikap yang tenang meski diserang, dihujat, dan difitnah.

“Dari situlah, istilah joget Gemoy populer, karena buat Prabowo, daripada buang energi melayani hujatan, ejekan, dan fitnah, mending joget gemoy saja. Masyarakat dibawah itu ternyata suka kepada pemimpin yang tulus seperti beliau,” ucap Dedi.

Berdasarkan hasil survei LSI Denny JA, Dedi menyampaikan, hasilnya pun tidak jauh berbeda. Justru yang ditemukannya langsung semakin menguatkan data tersebut.

Dia mengeklaim, alasan banyaknya publik menginginkan Prabowo-Gibran menang pada Pilpres mendatang adalah akan terjadinya penghematan anggaran yang besar.

“Ini kan sama dengan data survei bahwa 63 persen beralasan untuk hemat anggaran. Dengan simpel mereka mengatakan, 'mending buat beli beras saja untuk dibagikan kepada rakyat lewat Bansos',” pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/30/204106078/dedi-mulyadi-klaim-masyarakat-desa-ingin-pilpres-satu-putaran

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com