Salin Artikel

Saat Warga Binaan Lapas Karawang Tak Kenal Caleg pada Pemilu 2024...

KARAWANG, KOMPAS.com - Sukahar, seorang warga binaan Lapas Kelas II A Karawang, Sukahar, mengaku masih "blank" atau tak kenal dengan calon-calon pada Pemilu 2024, khususnya calon anggota legislatif.

Alasan Sukahar tak mengenal para calon lantaran tak adanya kampanye di dalam lapas.

"Kalau untuk calon kebetulan kan juga memang tidak ada sosialisasi dari kampanye di dalam (lapas) ya. Jadi tidak (tahu), juga kebanyakan blank," kata Sukahar di Lapas Kelas II A Karawang, Senin (5/2/2024).

Adapun untuk calon presiden dan wakil presiden, Sukahar mengaku tahu. Hanya saja, tak hapal secara detail soal sosoknya.

"Kalau untuk calon (presiden dan wakil presiden) ya hanya sekadar tahu. Persis yang secara detail ya kita nggak nggak paham," ujarnya.

Pun soal partai peserta Pemilu 2024, Sukahar mengaku hanya tahu sedikit. Alasannya karena informasi yang terbatas.

"Partai sendiri kita kurang lebih juga agak blank," tutur Sukahar.

Karena itu, soalisasi dari KPU Karawang dan Lapas Kelas II A Karawang pada Sabtu (3/2/2024), sangat membantu. Terlebih dengan penjelasan yang lugas dan mudah dicerna.

"Istilahnya semua juga bisa memahami. Namun untuk pemilihannya kami masih ada kebingungan," ujarnya.

Sukahar tercatat sebagai pemilih dengan domisili Karawang Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Komisioner KPU Karawang Ikmal Maulana mengatakan, pihaknya memberikan sosialisasi kepada warga binaan Lapas Kelas II A Karawang tentang Pemilu 2024 hingga tata cara memilih.

Ikmal menyebut, surat suara yang akan didapat yakni surat suara untuk pemilihan presiden dan wakil presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

Pada sosialisasi itu, Ikmal juga mengajak para warga binaan menggunakan hak pilihnya.

"Jangan sampai hak pilih mereka tidak digunakan dan terbuang sia-sia," kata Ikmal.

Kepala Seksi (Kasi) Binadik Lapas Kelas II A Karawang Heri Prasodjo mengatakan, ada 1.081 warga binaan yang mengikuti sosialisasi Pemilu 2024.

Ia menyampaikan terima kasih kepada KPU Karawang dengan adanya sosialisasi, sehingga warga binaan mendapatkan informasi yang jelas dan konkret.

Heri mengungkapkan, Plh Kalapas Kelas II A Karawang berpesan agar para warga binaan mengikuti sosialisasi dengan baik.

"Kepada warga binaan kita imbau untuk gunakanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi Pemilu tahun 2024. Agar ketika pelaksanaan nanti di tanggal 14 Februari 2024 tidak bingung, dan bisa mengerti apa saja yang harus dilakukan pada saat memilih," kata Heri.

https://bandung.kompas.com/read/2024/02/05/154527978/saat-warga-binaan-lapas-karawang-tak-kenal-caleg-pada-pemilu-2024

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com