Salin Artikel

Kandang Domba Tempat Tinggal Keluarga Sukiman di Bandung Barat Dibongkar

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Penantian rumah layak huni bagi keluarga Sukiman (34) akhirnya berbuah manis, mereka tidak akan lagi tidur dan makan di kandang domba lagi.

Sukiman mendapat uluran tangan dari organisasi non pemerintah Jabar Bergerak Kabupaten Bandung Barat (KBB) berupa perbaikan untuk hunian layak bagi keluarganya.

Diberitakan sebelumnya, Sukiman bersama istri dan seorang anaknya hidup memprihatinkan di Kampung Legoknangka RT 02 RW 03 Desa Campakamekar, Kecamatan Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat.

Mereka tinggal di sebuah kandang domba dengan membagi ruang tidur dengan ternaknya tanpa sekat tembok selama kurang lebih 1 tahun lamanya.

"Alhamdulillah. (Kandang domba) mau dibongkar. Rumahnya mau diperbaiki," kata Siti Sopiah (32), istri Sukiman saat dihubungi, Senin (5/2/2024).

Setelah ramai menjadi perbincangan publik mengenai kondisi tempat tinggalnya, tidak sedikit orang yang datang lantaran penasaran bagaimana kondisi Sopiah sebenarnya.

"Banyak yang datang. Kemarin ada bunda Sonya dari Jabar Bergerak mau bantu perbaiki rumah. Hari ini sudah mulai diukur tanahnya," ujar Sopiah.

Sementara itu, Ketua Jabar Bergerak Bandung Barat, Sonya Fatmala mengatakan, Jabar Bergerak sebagai organisasi non pemerintah memiliki komitmen untuk bergerak menyasar kesenjangan sosial kepada warga yang tak tersentuh pemerintah.

"Begitu viralnya kondisi keluarga ibu Siti dan pak Sukiman terkait kandang kambing yang satu ruangan dengan kamar tidur atau bisa disebut rumah, Jabar Bergerak rutin untuk memenuhi kebutuhan mereka," ungkap Sonya.

Hidup yang berat itu terpaksa mereka alami lantaran kondisi ekonomi menekannya untuk tinggal di tempat seadanya. Keluarga Sukiman harus berbagi tempat dengan 4 ekor domba dan puluhan unggas yang berada dalam tempat tinggalnya.

"Sebenarnya kami menerima informasi ini sudah lama, namun karena Jabar Bergerak adalah organisasi non pemerintahan sehingga kami menunggu ada (pemerintah) yang datang tapi setelah viral pun tidak ada yang datang, sehingga kita memutuskan oke kita bantu," tuturnya.

Sonya menyebutkan, bantuan yang disalurkan untuk keluarga Sukiman ini dalam bentuk perbaikan tempat tinggal.

Kediaman yang sebelumnya berada satu atap dengan kandang domba, nantinya akan dipisahkan agar tempat tinggal lebih layak untuk ditempati.

"Bantuannya berupa pembangunan agar rumah lebih layak untuk ditempati. Semoga bermanfaat," tandasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/02/05/155637178/kandang-domba-tempat-tinggal-keluarga-sukiman-di-bandung-barat-dibongkar

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com