Salin Artikel

Kota Bandung Bakal Bebas Kabel Udara dalam 3 Tahun, Pengerjaannya Bernilai Rp 300 Miliar

Dalam waktu 3 tahun ke depan, 247 kilometer kabel-kabel komunikasi yang tersebar di seluruh ruas jalan di Kota Bandung akan diturunkan.

Penurunan kabel-kabel di Kota Bandung akan menggunakan sistem ducting atau ditanam di bawah tanah dengan nama program Infrastruktur Pasif Telekomunikasi (IPT).

Pengerjaan ducting IPT akan dilakukan secara business-to-business (B2B) antara Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemkot Bandung PT Bandung Infra Investama (Perseroda) dan perusahaan asal Malaysia, PT Jaringan Pintar Bersama. 

"Tadi kita menyaksikan penandatanganan antara Dirut PT Bandung Infra Investama dengan PT Jaringan Pintar Bersama dari Malaysia, untuk bersama-sama menurunkan kabel udara yang ada di Kota Bandung. Tahun pertama akan menurunkan sekitar 94.000 meter (94 kilometer)," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, di Kiara Artha Park, Kebon Waru, Kota Bandung, Selasa (6/2/2024). 

Lebih lanjut Bambang menambahkan, 94.000 meter kabel IPT yang diturunkan pada tahap pertama akan dilakukan selama satu tahun. 

"Groundbreaking-nya dimulai bulan Juni 2024 dan selesai Juni 2025. Ada 58 ruas jalan, nanti akan cari mana yang super prioritas, ada beberapa alternatif di pusat kota," ungkapnya. 

Bambang menjelaskan, penurunan kabel yang sudah dilakukan di Jalan RE Martadinata (Riau) dan Jalan Dago terpisah dengan proyek ducting yang akan dilakukan oleh PT Bandung Infra Investama dan PT Jaringan Pintar Bersama. 

"Ini percepatan. Jadi sebelumnya ada dua ruas jalan, Dago dan Riau itu oleh pemerintah, kemudian ada beberapa ruas jalan yang kita rapikan kabelnya, itu juga oleh pemerintah. Tidak mungkin pemerintah bisa menyelesaikan dan mewujudkan semuanya, oleh karenanya kami menugaskan PT Bandung Infra Investama untuk menurunkan dengan skema B2B," bebernya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Bandung Infra Investama Asep Wawan Dharmawan menjelaskan, nilai investasi untuk proyek penurunan kabel sepanjang 247 kilometer di seluruh Kota Bandung mencapai lebih dari Rp 300 miliar. 

"Seluruh ducting yang nanti akan di bangun akan ditempati oleh para operator telekomunikasi atau operator internet. Jadi semua perusahaan yang memanfaatkan layanan Telekomunikasi atau internet itu biasanya butuh fiber optik. Nah, itu kemudian kita minta turun ke situ. Untuk keseluruhan sekitar 247 kilometer itu investasinya Rp 313 miliar," ungkapnya. 

Asep menjelaskan, penurunan kabel telekomunikasi yang akan dilakukan PT Bandung Infra Imvestama sesuai dengan Peraturan Wali Kota Bandung 363 Tahun 2018 tentang Penugasan Penyelenggaraan Infrastruktur Pasif Telekomunikasi sebagaimana telah diubah melalui Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2024 Tentang Penugasan Penyelenggaraan Infrastruktur Pasif Telekomunikasi.

"Kami berkomitmen untuk dapat berperan dalam membangun Kota Bandung yang selama ini dapat dikatakan kurang elok bagi keindahan dan estetika Kota Bandung sehingga Kota Bandung dapat menjadi kota yang lebih indah dan ramah lingkungan sesuai dengan harapan kita semua," tandasnya. 

https://bandung.kompas.com/read/2024/02/06/131013178/kota-bandung-bakal-bebas-kabel-udara-dalam-3-tahun-pengerjaannya-bernilai-rp

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com