Salin Artikel

Beras Langka dan Mahal di Bandung, Profit Pedagang Makanan Turun

Seperti yang dialami oleh Praptiwi (39) pemilik warung nasi Ido Podomoro di Jalan Cisaranten Kulon, Arcamanik, Kota Bandung.

Dia mengaku, profit yang diperolehnya dari hasil berjualan nasi saat ini makin menipis sejak beras langka dan harganya meningkat sekitar sebulan terakhir.

"Misal sehari biasanya dapat Rp 800 ribu terus bisa nyimpan Rp 100 ribu untuk ditabung sekarang mah gak bisa."

"Sisanya buat nambal kekurangan belanjaan buat warung," ujar Praptiwi yang ditemui, Kamis (15/2/2024).

"Saya kan biasa beli di Pasar Induk Gedebage sekarang harganya di Rp 16.000 sampai Rp 17.000 per kilogram. Dulu yang Rp 13.000 itu sudah yang paling bagus," tambah Praptiwi.

Meski langka dan mahal, Praptiwi mengaku enggan menaikkan harga makanan yang dijualnya karena takut kehilangan pelanggan.

Dia mengaku, meski hanya mendapatkan sedikit keuntungan, namun hal tersebut masih harus disyukuri.

"Untung saat ini sedikit, tapi gak apa-apa yang penting masih bisa buat bayar kebutuhan sehari-sehari seperti sekolah, listrik sama yang lain," kata dia.

Menyiasati kelangkaan dan kenaikan harga beras, dia terpaksa menyetok beras untuk cadangan selama dua hari.

Hal tersebut dilakukan Praptiwi karena khawatir beras akan semakin langka seperti beberapa waktu lalu.

"Sekarang saya beli berasnya suka nyetok paling sampai dua hari jualan. Kalau sehari jualan bisa sampai 10 kilogram. Beli segitu kan harganya juga naik, yang lima kiloan saja sekarang Rp 88.000," kata dia.

Selain beras, kenaikan harga juga terjadi untuk beberapa komoditas lainnya seperti daging ayam yang saat ini harganya menyentuh Rp 33.000 per kilogram.

Akibat kenaikan sejumlah bahan pokok ini, dia pun terpaksa mengurangi menu di warung nasinya.

"Kalau daging ayam saya biasa beli 10 kilogram sekarang jadi delapan kilogram. Terus ikan yang biasanya ada 3-4 menu sekarang hanya dua saja," tambah Praptiwi.

Sementara itu, pedagang lainnya Hartiwi (44) menyebut, meski terjadi kelangkaan, namun pembelian beras tidak dibatasi oleh pedagang di pasar.

Berbeda dengan gula pasir putih yang saat ini pembeliannya dibatasi di sejumlah toko mini market.

"Kalau beli di mini market dibatasi hanya satu kilogram terus harganya juga naik dari Rp 13.000 sekarang jadi Rp 16.000 per kilogramnya," kata dia.

Hartiwi berharap, harga bahan pokok dan ketersediaannya pun kembali normal. Pasalnya, akibat kondisi tersebut berpengaruh pada keuntungan dari hasil jualannya.

"Ya pengen harganya normal lagi terus stoknya juga normal. Terus juga kalau beli gak dibatasi sepeti gula pasir sekarang," ungkap dia.

https://bandung.kompas.com/read/2024/02/15/120857678/beras-langka-dan-mahal-di-bandung-profit-pedagang-makanan-turun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke