Salin Artikel

Keluarga Natakusumah, Ayah dan 2 Anak dari Partai Berbeda Raih Suara Besar di Banten

Selain keluarga Jayabaya di Lebak, juga ada Keluarga Natakusumah di Kabupaten Pandeglang di mana tiga anggota keluarganya maju dengan bendera partai berbeda.

Mereka terdiri dari Achmad Dimyati Natakusumah dari Partai PKS dan kedua anaknya Rizki Aulia Rahman Natakusumah lewat Partai Demokrat dan Risya Azzahra Rahimah Natakusumah melalui PKB.

Dari data sementara real count dari website pemilu2024.kpu.go.id, Kamis (22/2/2024) pukul 08.00 WIB, suara mereka paling banyak di masing-masing partai, kecuali Risya yang berada di posisi kedua.

Ada pun Data yang masuk sudah mencapai 65.70 persen.

Berdasarkan data tersebut, Dimyati Natakusumah yang merupakan petahana sudah meraih 26.772 suara.

Namun jumlah suara tersebut saat ini belum cukup untuk mengantarkan Dimyati kembali ke Senayan, karena tidak masuk enam besar total suara partai berdasarkan kuota di Dapil Banten 1.

Peluang besar untuk melenggang ke Senayan justru sudah dikantongi oleh Rizki Natakusumah, anak kedua Dimyati dan Bupati Pandeglang Irna Narulita.

Di Partai Demokrat, suara Rizki saat ini masih yang terbanyak dengan raihan 55.207. Unggul dari mantan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya yang berada di posisi kedua.

Bahkan saat ini, suara Rizki merupakan yang paling banyak dari seluruh caleg DPR RI di Dapil 1.

Ada pun Risya Natakusumah, anak ketiga Dimyati juga mendulang suara tinggi di PKB, dengan 39.941.

Namun saat ini Risya berada di posisi kedua dengan selisih sekitar 6.000 suara dari Ahmad Fauzi yang meraih suara tertinggi sementara dari PKB di Dapil Banten 1.

Piawai

Pengamat Politik dan Akademisi dari Untirta, Leo Agustino mengatakan, keluarga Natakusumah berhasil meraih suara terbanyak di Dapil Banten 1 karena kepiawaiannya untuk menjelajah wilayah di luar Pandeglang.

"Kelebihan keluarga Dimyati adalah kemampuan daya jelajah dia ke Lebak juga, itu yang kemudian bisa membuat Rizki masih bisa bertahan," kata Leo.

Daya jelajah untuk kampanye ini membuat keluarga Natakusumah juga banyak meraih suara yang cukup banyak di Lebak

Hal ini, menurut Leo, juga menjadi kelemahan dari keluarga Jayabaya sehingga keluarga Natakusumah unggul dari jumlah suara.

"Selain itu, sosok Rizki juga di-exposure oleh media sebagai calon pemimpin masa depan pengganti Dimyati dan ibunya," kata Leo.

Namun demikian, perolehan suara real count masih akan terus berubah. Leo mengatakan angka akan stabil jika sudah berada di atas 78 persen.

https://bandung.kompas.com/read/2024/02/22/100757578/keluarga-natakusumah-ayah-dan-2-anak-dari-partai-berbeda-raih-suara-besar-di

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com