Salin Artikel

Menerka Karier Politik Ridwan Kamil, Pilih Jadi Menteri atau Gubernur?

Emil—demikian dia biasa disapa—pernah menduduki jabatan sebagai Wali Kota Bandung 2013-2018 dan dilanjutkan menjadi Gubernur Jabar 2018-2023.

Suami dari Atalia Praratya yang kini menjadi kader Partai Golkar ini lalu disiapkan oleh partainya untuk maju sebagai bakal calon gubernur dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta atau Jawa Barat pada Pilgub Serentak 2024.

Di samping itu, Emil dikabarkan mendapatkan tawaran menjadi menteri dalam kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, bila Paslon nomor urut 2 ini resmi melenggang ke Istana.

Lantas, bagaimanakah karier politik Emil antara menteri atau maju di Pilgub 2024?

Pengamat Politik Universitas Padjadjaran, Firman Manan, menilai, bila Emil memilih untuk meminang tawaran menjadi menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran, maka peluang maju di Pilgub Serentak akan semakin kecil.

Namun demikian, meski sosoknya terhitung kuat untuk menduduki kursi menteri dalam kabinet tersebut, tetapi Emil tidak bisa memutuskannya sendiri.

Mengingat, saat ini Emil merupakan kader dari Partai Golkar, yang secara tidak langsung akan memengaruhi keputusan yang berdampak pada karier politik sang arsitek.

"Kembali lagi, keputusan bukan dari Kang Emil, sekarang sudah menjadi kader Golkar. Sedikit banyak partai akan menentukan karier politik Kang Emil," ucap Firman, Jumat (23/2/2024).

Tak hanya itu, menurut dia, Emil merupakan figur potensial kepemimpinan nasional karena memiliki rekam jejak yang tergolong mumpuni sebagai kepala daerah, mulai dari wali kota hingga jenjang gubernur.

Firman menyebutkan, rekam jejak Emil mirip dengan Presiden Joko Widodo yang memulai karier politiknya dari kursi Wali Kota Solo hingga tingkat teratas.

"Kalau bicara potensi ke depan, Kang Emil ini cukup potensial. Tetapi kalau menurut saya, posisi kepala daerah lebih strategis dibandingkan menjadi menteri," tambah Firman.

Namun, Firman menyebutkan, dalam politik segalanya bisa berubah dalam waktu singkat.

Tentunya, dengan mempertimbangkan berbagai faktor internal maupun eksternal salah satunya perihal pengumuman kabinet Prabowo-Gibran.

"Belum tahu mana yang lebih dahulu, bila sesuai jadwal Pilkada kan di November dan pelantikan Presiden di Oktober."

"Kalau pengumuman kabinet lebih awal, dan ternyata terpilih menjadi menteri, maka kecil kemungkinan maju di Pilkada," kata Firman.

Firman lalu mengatakan, peluang Emil maju di Pilgub DKI Jakarta 2024 relatif terbuka lebar. Apalagi, setelah mendapatkan restu dari Ketum Partai Golkar, Airlangga Hartanto.

Dari segi kepemimpinan, Emil dinilai cocok menjadi kepala daerah di DKI Jakarta. Dengan gaya teknokratiknya, Emil mampu untuk menanggulangi persoalan ibu kota yang sangat kompleks.

"Beberapa pendekatan kepemipinannya teknokratik yang mengedepankan pembangunan fisik infrasturktur, ini ada kecocokan karakter dengan tipikal pemimpin perkotaan," ucap Firman.

Selain itu, kelebihan Emil saat ini yang sudah melabuhkan hatinya ke Partai Golkar, akan berdampak pada basis dukungan ke depan, bila memang memilih maju di Pilgub DKI Jakarta.

"Paling tidak, ada basis awal dukungan itu, bagaimana pun dari partai dia berasal."

"Sehingga kemungkinan (menang) di DKI Jakarta dan Jabar suaranya cukup siginifikan. Suara Golkar juga cukup besar di dua wilayah itu," kata Firman.

Dia pun menyinggung, soal komunikasi politik Emil yang tergolong baik dengan legislatif menjadi salah satu modal utamanya jika menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Apalagi Emil sekarang tergabung dengan partai, artinya ada modal. Dan selama dia punya kemampuan membangun komunikasi politik yang baik, maka bisa meng-handle relasi dengan DPRD," katanya.

Namun, Firman mengingatkan, terkait potensi kemenangan Emil di Pilgub Jabar yang sangat besar.

Hal ini karena, menurut dia, tingkat penerimaan publik Jabar terhadap Emil berada di angka 80-90 persen.

Ditambah lagi, jika maju di Jabar, Emil tinggal mengaktifkan lagi simpul-simpul pendukungnya yang sudah sangat kuat di tanah Pasundan.

"Kemungkinan menang potensinya di Jabar tinggi karena Emil di Jabar punya rekam jejak kinerja dan setahu saya cukup bagus diterima masyarakat."

"Kalau di DKI Jakarta kan belum ada rekam jejak kienrjanya. Apalagi di Jabar dia (Emil) bisa mengakivasi relawan pada saat 2018 tentu jejaringnya ada," terang Firman.

Dengan kondisi tersebut, Firman meyakini, peluang Emil menang di Pilgub Jabar akan lebih mudah. Tetapi, semuanya tergantung atas pilihan Emil dan Partai' Golkar.

"Potensi tentu Jabar lebih potensial. Dan tergantung soal ketertarikan Kang Emil di mana. Bagimana pun sebagai kader partai maka harus mengikuti keputusan partai," cetus dia.

https://bandung.kompas.com/read/2024/02/23/170701478/menerka-karier-politik-ridwan-kamil-pilih-jadi-menteri-atau-gubernur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke