Salin Artikel

Gagal Beraksi, Pelaku Curanmor Bersenjata Airsoftgun di Bandung Diamuk Massa

BANDUNG, KOMPAS.com - Nasib sial dialami dua penjahat pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Bandung. Dua pelaku bernama Arsad (22) dan Razbi (22), gagal melakukan aksinya dan menjadi bulan-bulanan warga hingga sempat tak sadarkan diri.

Kanitreskrim Polsek Cinambo, Ipda Mulyana Winata menjelaskan, pelaku berencana mencuri di dua lokasi.

Namun di lokasi pertama, kedua pelaku gagal memetik kendaraan lantaran kunci asatag yang dimiliki pelaku patah.

Pelaku kemudian mencari target lainnya yakni mencuri motor warga di Jalan Cisaranten Wetan, RT 1 RW 4, Kelurahan Cisaranten Wetan, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung, pada Minggu (25/2/2024) sekitar pukul 05.00 WIB.

Namun aksinya diketahui warga dan diteriaki maling oleh pemilik motor. Pelaku yang panik kemudian lari lantaran dikejar warga.

Berbekal senjata airsoftgun, pelaku sempat mengancam salah satu warga dan menembakannya ke atas dengan harapan lepas dari kejaran.

"Pertama nodong dulu ke Dinar, warga setempat. Setelah ditodong kan si Dinar lari teriak maling, nah si pelaku panik lari nembak ke atas," ucapnya di Mapolsek Cinambo, Minggu (25/2/2024)

Akan tetapi, teriakan warga mengundang warga lainnya untuk menangkap kedua pelaku tersebut.

"Sambil lari dia kabur masuk gang, terus dikejar sama warga akhirnya tertangkap," ucapnya.

Kedua pelaku sempat diamuk massa, namun berhasil diamankan dan dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mengecek kesehatannya.

Setelah dipastikan sehat, keduanya bersiap dijebloskan ke jeruji besi.

"(pelaku) Belum bisa diajak bicara, dua-duanya tapi udah sadar," katanya.

Dikatakan, pelaku curanmor ini dibekali airsoftgun. Bahkan dalam aksinya salah satu pelaku sempat menembakan senjatanya.

"Yang satu baru mau (nembak) cuma keburu ditangkap sama warga jadi tidak sempat, kalau Rasbi sempat menembakkan dua kali," ucapnya.

Saat ini polisi masih mendalami kepemilikan senjata tersebut dengan meminta keterangan pelaku.

"Airsoftgun, masih kita dalami kepemilikannya dapet dari mana, lagi dimintai keterangan," tuturnya.

Atas perbuatanya, kedua pelaku dijerat Pasal 363 juncto UU Darurat.

"Kalau senpi itu UU Darurat 12 tahun, kalau untuk 363 itu 5 tahun," ucapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/02/25/222250978/gagal-beraksi-pelaku-curanmor-bersenjata-airsoftgun-di-bandung-diamuk-massa

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com