Salin Artikel

Tengok, Kabel Semrawut Pembawa Maut di Kota Bandung

Kabel menjerat seorang pengendara motor bernama Dodih (60), warga Cipamokolan, Kota Bandung. Korban tewas di lokasi kejadian akibat lilitan kabel optik di leher saat dia melintas.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Selasa (27/2/2024), di sepanjang lokasi kejadian tewasnya Dodih, masih terlihat sejumlah kabel yang menjuntai.

Selain itu, ada juga beberapa kabel yang digulung di sekitar tiang-tiang perempatan Jalan Peta dan Jalan Kopo.

Sedangkan kabel menjuntai yang melukai leher Dodih, sudah dibereskan oleh petugas dari Pemkot Bandung.

Kabel yang menjuntai tak hanya berada di tengah-tengah tiang perempatan tersebut. Tetapi juga di tiang-tiang pinggir jalan lokasi itu, kabel pun masih terlihat menjuntai.

Warga setempat, Edi Sutardi (70) mengatakan, kondisi kabel menjuntai di perempatan Jalan Peta dan Jalan Kopo sudah berlangsung lama.

Sesekali, petugas datang ke lokasi tersebut untuk membereskan kabel yang menjuntai.

"Sudah lama kondisi begitu. Udah ada perbaikan juga kemarin setelah kejadian pengendara motor meninggal terlilit kabel," ujar dia saat ditemui siang ini.

Dia menyebut, beberapa kali kecelakaan lalu lintas terjadi di perempatan tersebut. Namun yang diakibatkan oleh kabel yang menjuntai baru pertama kalinya.

Selain akibat kabel menjuntai, kecelakaan yang kerap terjadi di lokasi tersebut disebabkan juga oleh faktor tidak adanya penerangan jalan saat malam hari.

"Sekali akibat kabel menjuntai, terus pernah juga karena gelap. Kan ini jalan kalau malam gelap, karena lampu penerangan rusak," tambah Edi.

Edi mengaku, beberapa kali pernah mengikat kabel yang menjuntai ke pohon-pohon yang berdada di pinggir jalan.

Hal tersebut dilakukannya karena khawatir mencelakai penggunaan jalan, terlebih ketika musim hujan.

"Saya kadang kalau ada kabel saya taliin ke pohon, kabel di kantong kresek. Takutnya nyetrum apalagi pas hujan, bahaya juga buat yang lewat," ucap dia.

Kesaksian senada juga diungkapkan seorang pedagang asongan bernama Ohan (60).

Dia menyebut, meski berulang kali kabel tersebut dibereskan, tapi tak lama kemudian kembali menjuntai kembali.

"Beberapa kali dibenerin, tapi ya gitu lagi gitu lagi ke bawah kabelnya," kata Ohan.

Dia berharap, Pemkot Bandung serius membereskan kabel semrawut yang ada di jalan. Apalagi sudah sampai memakan nyawa.

"Ya pengen-nya bisa diperbaiki lagi. Jangan sampai ke bawah lagi kabelnya. Kasihan ke yang lewat motor, kemarin (Minggu) ada meninggal karena kabel katanya," ucap Ohan.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana mengatakan, belum bisa memastikan jenis kabel yang menjerat leher korban.

"Lokasi tersebut telah kita selesai rapikan kabelnya. Untuk sementara sudah kita rapikan agar tidak ada korban lagi."

"Memang untuk perapian, kita belum sampai ke sana, masih di jalan protokol. Walaupun belum tentu itu dari kabel FO karena ada kabel baja yang menjuntai di sana," ujar dia, Senin (26/2/2024) kemarin.

Dia pun mengaku masih menunggu hasil penyelidikan terkait dengan penanganan peristiwa tersebut terjadi.

"Kita sedang memastikan (penyebab), karena di lokasi ada beberapa kabel jenis kabel."

"Pertama adalah kabel sling baja yang menurut saksi itu akibat dari sling yang putus kemudian tertabrak oleh motor diikuti dengan putusnya kabel lain."

"Kabel milik siapa? kita belum tahu. Apakah milik PLN atau Telkom? Itu masih diselidiki," tambah Yayan.

Bantahan PLN Bandung

Manajer Komunikasi & TJSL PLN UID Jabar Dindin Mulyadin menegaskan, kabel yang melilit leher Dodih hingga meninggal dunia bukan milik PLN.

Hal tersebut setelah pihaknya menerjunkan petugas PLN ke lokasi kejadian untuk melakukan pengecekan.

"Itu bukan kabel PLN. Kami dan tim sudah kelapangan. Kami hanya memastikan di lapangan bahwa itu bukan kabel PLN," tegas dia.

https://bandung.kompas.com/read/2024/02/27/163835678/tengok-kabel-semrawut-pembawa-maut-di-kota-bandung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke