Salin Artikel

Suara Dedi Mulyadi Tembus 300.409 di Dapil Jabar VII, Berpotensi Tertinggi di Nasional

KOMPAS.com - Calon anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa perolehan suaranya di Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat (Jabar) VII pada Pemilu 2024 mencapai lebih dari 300.000.

Angka itu muncul berdasarkan hasil rekapitulasi tim dari Partai Gerindra terhadap formulir C1 rapat pleno setiap TPS yang berada di tiga daerah, yakni Purwakarta, Karawang dan Bekasi.

"Alhamdulillah ini dari hasil rapat pleno setiap TPS yang diinput ke C1. Jadi validitasnya kuat, dan hasil pleno itu kan terbuka untuk umum, dan dicatat serta difoto oleh saksi kami," kata Dedi kepada Kompas.com yang kemudian mengirim foto hasil rekapitulasi perolehan suaranya dari tiga daerah Dapil Jabar XII ini, Selasa (27/2/2024).

Dalam foto itu tampak perolehan suara Dedi Mulyadi untuk Kabupaten Purwakarta dengan suara masuk sebesar 100 persen mencapai 125.800.

Kemudian di Karawang dengan input C1 mencapai 82 persen, suara yang masuk sebesar 106.848 suara, dan di Bekasi dengan input C1 55,2 persen, perolehan suara Dedi mencapai 67.761.

Dengan demikian, total sementara suara Dedi Mulyadi di Dapil Jabar VII sebesar 300.409 suara.

Sementara data dari Sirekap di situs KPU, pemilu2024.kpu.go.id, perolehan sementara suara bagi Dedi Mulyadi sebesar 151.097, dengan suara masuk baru 8.845 dari 18.000 TPS atau 49,14 persen.

Menurut Dedi, data dari Sirekap bukan ukuran pasti karena sering mengalami error sebagaimana diakui oleh pihak KPU.

Selain itu, hasil perolehan suara di Sirekap juga menunjukkan kemiripan dengan hasil timnya jika dihitung secara proporsional. Suara dari TPS saat ini baru masuk sebanyak kurang dari 50 persen, tapi perolehan suara Dedi Mulyadi telah menembus 151.097.

"Sirekap kan sering error. Itu bukan patokan, hanya untuk transparansi saja. Suara dari C1 yang direkap ini yang validitasnya kuat. Tinggal nanti menunggu suara masuk 100 persen dan rapat pleno di KPU pusat," ujar Dedi.

Dedi merasa bersyukur karena dia mendapat kepercayaan besar dari warga Purwakarta, Karawang, dan Bekasi. Tentu kepercayaan yang diberikan tersebut, lanjutnya, tidak akan pernah dilupakan olehnya.

"Tentu nanti saya harus benar-benar menyuarakan kepentingan warga di DPR, karena mereka telah memberikan kepercayaan kepada saya yang besar. Saya tak ingin kepercayaan itu sia-sia," ucap mantan Bupati Purwakarta dua periode ini.

Sebelumnya, Dedi merupakan anggota DPR dari Golkar. Dia duduk di Komisi IV bidang pertanian, kelautan, dan perikanan. Namun pada tahun 2023, dia mundur dari DPR karena pindah ke Partai Gerindra.

Di Gerindra, Dedi diberi kepercayaan untuk menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina, oleh ketua umum (Ketum) Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Memasuki Pileg 2024, Dedi maju sebagai Caleg DPR RI di dapil yang sama.

https://bandung.kompas.com/read/2024/02/27/175539078/suara-dedi-mulyadi-tembus-300409-di-dapil-jabar-vii-berpotensi-tertinggi-di

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com