Salin Artikel

3 Orang Tewas Usai Pesta Miras Oplosan di Tasikmalaya, 1 Korban Masih Berusia 16 Tahun

Korban terakhir adalah R yang masih berusia 16 tahun. Dia mengembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perawatan intensif di RSUD SMC pada Sabtu malam sekitar pukul 20.30 WIB.

Dokter jaga IGD RS SMC, dr Ricky Andhika mengatakan kondisi R terus memburuk walau sudah mendapat perawatan.

"Pasien ini saya tangani langsung, dikasih obat-obatan, tapi kondisinya enggak bagus, akhirnya meninggal dunia," ujar Ricky Andhika.

Ricky juga menambahkan bahwa korban R sempat mengaku konsumsi minuman berenergi dicampur 5 botol alkohol.

Sementara dua korban lainnya meninggal saat dibawa ke IGD RSUD SMC pada Sabtu siang. Diduga ada delapan orang yang ikut dalam pesta miras tersebut.

Kasie Pelayanan Medik RSUD SMC, Sudaryana, mengatakan pada Sabtu siang, pihak IGD menerima tiga pasien.

Saat masih pertama kali, salah satu pasien pasien sempat tak mengakui jika telah konsumsi minuman keras dan menyebut hanya minum minuman berenergi.

"Dua pasien yang meninggal, saat pertama kali masuk IGD sempat ditanya-tanya. Sebelum meninggal, (korban) tidak mengakui mengonsumsi miras. Mengakunya hanya minum-minuman (berenergi),” jelas Sudaryana.

Namun, korban R (16) mengakui minum minuman berenergi yang dioplos dengan lima botol alkohol. Karena itu pihaknya menduga, ketiga korban mengalami keracunan usai minum minuman keras.

Ia juga menyebut tiga korban yang dibawa ke rumah sakit masih memiliki ikatan persaudaraan.

"(Para korban) diduga intoksikasi atau keracunan miras. Soal alamat ketiga pasien ini dari daerah yang sama dan mengaku masih bersaudara," pungkasnya.

Terpisah, pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian para korban.

"Belum bisa dipastikan penyebab kematiannya, saat ini sedang kami lakukan penyelidikan," ujar Kapolres Tasikmalaya, AKBP Bayu Catur Prabowo.

KPAID sebut kasus yang sama beberapa kali terjadi

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto mengaku, pihaknya prihatin oleh kejadian tersebut.

“Kami minta pihak kepolisian untuk dapat mengusut tuntas dan memproses hukum semua yang terlibat, mulai dari produsennya hingga penjualnya,” tegas Ato pada Selasa (27/2/2024).

Hal tersebut ditegaskannya mengingat kejadian seperti ini tidak hanya terjadi kali ini saja.

“Peristiwa ini terjadi bukan kali ini saja di Kabupaten Tasikmalaya. Ini sudah terjadi beberapa kali. Bahkan, perlu diketahui juga, ada beberapa kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak, itu dipicu dari miras oplosan,” ungkap Ato.

“Sehingga, kalau misalkan dari peristiwa ini tidak diusut tuntas, kami khawatir tidak ada efek jera untik orang yang sengaja memproduksi dan menciptakan usaha dari miras oplosan ini,” lanjutnya.

Menurut Ato, pihak kepolisian wajib melakukan pengusutan tuntas dan memproses hukum siapa saja yang terlibat di dalamnya.

“Kemudian, kasus miras oplosan ini adalah sebuah peringatan keras buat kita semua,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pesta Miras Oplosan Berujung Maut di Tasikmalaya, KPAID: Sudah Beberapa Kali Terjadi

https://bandung.kompas.com/read/2024/02/28/151600878/3-orang-tewas-usai-pesta-miras-oplosan-di-tasikmalaya-1-korban-masih-berusia

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com