Salin Artikel

Gara-gara Rayakan Patah Hati, For Revenge Diseret ke DCDC Pengadilan Musik

BANDUNG, KOMPAS.com - Karya musik For Revenge yang berisi perayaan patah hati mereka menuai kontroversi hingga diseret ke DCDC Pengadilan Musik.

Karya yang dipersoalkan para penuntut berbentuk album orkestra. Album ini milik band asal Bandung yang dirilis untuk merayakan patah hati mereka.

Dalam sidang DCDC Pengadilan Musik yang digelar akhir Februari 2024, For Revenge dicecar pertanyaan dua Jaksa Penuntut yang terdiri dari Budi Dalton dan Pidi Baiq.

Mereka didakwa di hadapan Hakim Ketua Persidangan, Man Jasad. Melalui pembelaan penasehat hukum mereka, Yoga PHB dan Rully Cikapundung.

Sedangkan jalannya persidangan diatur oleh Panitera, Eddi Brokoli.

Dalam sidang itu, berbagai pertanyaan jaksa penuntut dijawab dengan baik oleh personel for Revenge.

Jawaban-jawaban mereka pun diperkuat dengan pembelaan dari para penasehat hukum.

Walhasil for Revenge yang kini menyisakan formasi kuartet yang diisi Boniex Noer (vokal), Arief Ismail (gitar), Izha Muhammad (bass), dan Archims Pribadi (drum), terbebas dari dakwaan.

"Memutuskan album orkestra for Revenge layak beredar," ujar Ketua Hakim DCDC Pengadilan Musik, Man Jasad, dalam pembacaan vonis akhir.

DCDC Pengadilan Musik kembali digelar setelah vakum 14 bulan.

"Salah satu alasannya (vakum) karena ketersediaan tempat. Sekarang kami sudah memiliki tempat baru di Setiabudi dan (DCDC Pengadilan Musik) bisa terselenggara kembali," ujar Adi Handi, Produser DCDC Pengadilan Musik.

Terkait diseretnya for Revenge ke DCDC Pengadilan Musik, menurut Adi, karena karya terbaru mereka menyita perhatian pecinta musik.

"Terkahir mereka mengeluarkan album okestra, sebuah album lama yang di-remake menggunakan orkestra," ujar Adi.

Ke depan, tidak menutup kemungkinan akan banyak lagi band-band dan musisi yang hadir untuk diadili dalam DCDC Pengadilan Musik.

For Revenge sendiri terbentuk di Kota Bandung pada 2008 bersama punggawa awal mereka Archims Pribadi (drum), Abie Nugraha (bass), dan Hagie Juliandri (gitar).

Menuju debut album Fireworks yang keluar pasca 4 tahun terbentuk, bongkar pasang pergantian personil pun harus mereka hadapi bahkan hingga beberapa tahun ke depan.

Sepak terjang for Revenge di kancah musik cukup menorehkan pencapaian gemilang. Album-album mereka tak jarang menarik perhatian penggemar musik di Negeri ini.

For Revenge tercatat memiliki 5 buah album studio yang terdiri dari Fireworks (2010), Second Chance (2013), Auristella (2019), Perayaan Patah Hati-Babak 1 (2022), dan mini album bertajuk Get Closer with for Revenge (EP, 2021).

Terakhir, sebuah album live Orkestra Perayaan Patah di Niti Mandala Renon, pada pertengahan tahun lalu mulai diperdengarkan ke khalayak luas melalui saluran digital.

Album tersebut menjangkau pendengar yang begitu luas. Puluhan bahkan ratusan juta stream membanjiri kanal digital mereka.

Salah satu nomor andalan mereka bertajuk “Serena”, didaulat menjadi soundtrack Film “Ali Topan" karya Sidharta Tata.

Kemudian, setelah Perayaan Patah Hati-Babak 1 rilis, For Revenge kembali menghadirkan suguhan berbeda dari album tersebut. 

Album dibuat dalam versi orkestra yang direkam langsung dari penampilan mereka di Niti Mandala Renon, Bali.

https://bandung.kompas.com/read/2024/03/01/063545678/gara-gara-rayakan-patah-hati-for-revenge-diseret-ke-dcdc-pengadilan-musik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke