Salin Artikel

Tingkat Inflasi Jawa Barat Lebih Tinggi dari Nasional

BANDUNG, KOMPAS.com - Angka inflasi Jawa Barat (Jabar) pada Februari 2024 lebih tinggi dibanding nasional.

Menanggapi hal tersebut, Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin menuntut Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Barat bekerja lebih baik lagi.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, Bey mengungkapkan, capaian kinerja inflasi Februari 2024 sebesar 3,09 persen (year on year), 0,45 persen (month to month), dan 0,61 persen (year to date). Angka tersebut lebih tinggi dibanding inflasi nasional (yoy) sebesar 2,75 persen.

“Saya meminta kepada TPID untuk memahami secara baik faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya inflasi di Jawa Barat dibandingkan inflasi nasional,” ujar Bey dikutip dari Tribun Jabar, Rabu (6/3/2024).

Hari besar keagamaan nasional, baik Ramadan maupun Idulfitri, menurut Bey adalah momentum yang selalu berulang setiap tahunnya.

“Jika kita hanya mengandalkan data historis tanpa ada reaksi yang antisipatif, kita hanya mencari alasan untuk pembenaran,” tuturnya.

Menurutnya, Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar, memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas inflasi nasional.

“Sebelum saya sampaikan langkah-langkah strategis pengendalian inflasi di Jawa Barat, saya ingin menegaskan bahwa setiap aksi yang akan dilakukan harus memikirkan pendekatan penyelesaian masalah secara holistik dan terpadu,” katanya.

Dalam kesempatan ini, Bey pun menggarisbawahi, jangan sampai TPID menjadikan penghargaan penanganan inflasi sebagai tujuan. Namun, yang menjadi tujuan adalah kinerja yang baik demi kesejahteraan masyarakat.

Sebelumnya, BPS menyebutkan inflasi Februari 2024 dipengaruhi oleh penurunan produksi padi yang menjadi penyebab harga beras naik, serta harga pangan lainnya yang juga naik seperti daging ayam, telur, dan cabai.

Kelompok pengeluaran yang paling berkontribusi terhadap inflasi bulanan juga berada pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan tingkat inflasi mencapai 1,25 persen dan andil inflasi sebesar 0,40 persen.

Bahan pangan, seperti beras, menjadi penyumbang inflasi terbesar, dengan kontribusi inflasi yang meningkat dibanding periode sebelumnya sebesar 0,29 persen.

Diikuti telur ayam ras sebesar 0,06 persen, daging ayam ras sebesar 0,05persen, cabai merah sebesar 0,04persen, serta minyak goreng sebesar 0,02 persen.

Namun, beberapa komoditas seperti, bawang merah -0,05 persen, tomat -0,02 persen, cabai rawit -0,01 persen, kol putih -0,01 persen, daun bawang -0,01 persen memberikan andil deflasi

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Tingkat Inflasi Jawa Barat Lebih Tinggi dari Nasional, Bey Machmudin Soroti Kinerja TPID

https://bandung.kompas.com/read/2024/03/06/140036478/tingkat-inflasi-jawa-barat-lebih-tinggi-dari-nasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke