Salin Artikel

Kantong Semar Langka dan Owa Jawa Teridentifikasi di Pegunungan Canggah

Identifikasi flora-fauna langka dilakukan oleh tim Sagunung Samaung di Pegunungan Canggah yang meliputi Gunung Bukit Tunggul, Gunung Canggah, Gunung Jambu, dan Gunung Kadaka. 

Ketua Yayasan Sagunung Samaung Iis Rochati mengatakan satu flora langka yang berhasil teridentifikasi ialah tanaman pemakan serangga atau carnivorous plant, yaitu kantong semar jenis Nepenthes gymnamphora. 

"Tumbuhan kantong semar jenis Nepenthes gymnamphora adalah tumbuhan dilindungi dalam daftar Tumbuhan dan Satwa Dilindungi dalam Permen Nomor 106 Tahun 2018," kata Iis dalam keterangannya kepada Kompas.com, Kamis (7/4/2024).

Selain sebagai flora dilindungi, Nepenthes gymnamphora dalam The International Union for Conservation of Nature's (IUCN) Red List masuk dalam ketegori Least Concern (LC). 

Sedangkan fauna langka yang teridentifikasi yakni owa jawa (Hylobates moloch), lutung jawa (Trachypithecus auratus), surili (Presbytis comata), dan juga elang ular (Spilornis cheela). Ketiganya merupakan satwa dilindungi.

Lutung jawa dan owa jawa sendiri merupakan primata endemik jawa, sedangkan surili adalah primata endemik Jawa Barat. 

Owa Jawa juga masuk dalam IUCN Red List dengan kategori endagered (EN) atau terancam punah.

Sedangkan dalam Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) of Wild Fauna and Flora, Owa Jawa masuk dalam kategori Appendiks I, yaitu daftar spesies hewan dan tumbuhan yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan secara internasional. 

Lalu lutung Jawa masuk dalam IUCN Red List masuk kategori vulnerable atau VU dan Appendiks 2 CITES.

Surili primata khas Jawa Barat masuk dalam kategori endagered (EN) IUCN Red List dan Appendiks 2 CITES.

Selain itu, kata Iis, tim juga menemukan jejak-jejak cakaran tanah, cakaran pohon dan juga fases karnivora besar.

Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) masuk dalam kategori endagered (EN) IUCN Red List dan Appendiks 1 CITES. 

Iis mengatakan, survei dilaksanakan selama seminggunpada awal Maret 2024. 

“Survei ini kami lakukan bersama anak-anak Sagunung Samaung dalam rangka pra ekspedisi untuk mendata biodiversitas kawasan Pegunungan Canggah yang meliputi beberapa gunung di Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Bandung,” ujar Iis. 


Ekspedisi pendataan biodiversitas ini, kata Iis, bertujuan untuk mendata keanekaragaman hayati.

Terutama flora-fauna langka dilindungi yang ada di kawasan hutan Pegunungan Canggah. Selain itu, untuk mendata mata air dan mitigasi bencana. 

”Rencana pendataan sendiri akan dilakukan selama kurang lebih dua bulan, dan kemungkinan pelaksanaannya setelah lebaran tahun ini," ujar Iis. 

Pada saat survei pra-ekspedisi, kata Iis, timnya dibantu oleh tim Sanggabuana Wildlife Ranger dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), dan beberapa peneliti serta ahli dari beberapa lembaga dan universitas. 

Pada pendataan yang akan datang, tambah Iis, tim Sagunung Samaung berencana mendata secara visual keanekaragaman hayati yang ada.

Baik menggunakan alat perekam langsung dengan kamera DSLR maupun perekaman visual dengan kamera jebak. 

Iis berharap mitigasi bencana dalam hasil pendataan keanekaragaman hayati ini kedepannya dapat menjadi rujukan pengelolaan kawasan Pegugungan Canggah. 

“Apakah hutannya masih mempunyai daya dukung yang bagus untuk satwa yang ada termasuk tata airnya, bagaimana ekosistemnya, dan potensi bencana yang ada. Jika perlu, untuk tujuan penyelamatan bisa saja akan terjadi usulan perubahan fungsi kawasan hutan yang ada," ujar Iis.

https://bandung.kompas.com/read/2024/03/07/191310378/kantong-semar-langka-dan-owa-jawa-teridentifikasi-di-pegunungan-canggah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke