Salin Artikel

Sederet Fakta Saat Rekonstruksi Pembunuhan Indriana, Pelaku Devara Sempat Antar Sate ke Orangtua Korban

Terungkap korban adalah Indriana Dewi Eka Saputri (24), warga Cipinang Pulo, Jakarta Timur. Ia tewas dibunuh oleh Reza atas perintah sepasang kekasih, Devara dan Didot.

Terungkap otak pembunuhan Indriana adalah Devara yang tercatat sebagai Caleg DPR RI dari Pria Garuda.

Devara cemburu setelah mengetahui kekasihnya, Didot yang ternyata juga menjalin hubungan dengan Indriana. Dia lalu meminta Didot menghabisi Indriana. Permintaan itu disanggupi oleh Didot yang kemudian mengajak Reza.

Indriana diajak Didot dan Reza naik mobil ke Sentul, Bogor pada 20 Februari 2024. Sesampainya di lokasi, leher Indriana dijerat hingga tewas.

Pada 23 Februari 2024, jenazah Indriana dibuang ke jurang di Kota Banjar, Jawa Barat dan ditemukan pada 25 Februari 2024 oleh warga yang melintas.

Polisi pun menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan Indriana Dewi Eka di halaman Markas Kepolisian Resor Cirebon Kota.

Dan berikut fakta yang terungkap dari kasus pembunuhan Indriana.

Para tersangka peragakan 24 adegan

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jawa Barat, Surawan mengatakan rekonstruksi dilakukan di Polsek Babakanmadang, Bogor, Cirebon dan Banjar.

"Ada 24 adegan, tujuh tempat kejadian perkara (TKP) seperti di tempat kos DP, di bengkel dan di apartemen," ujar Surawan Jumat (8/3/2024).

Dari hasil rekonstruksi itu, penyidik mendapatkan gambaran lebih detail peristiwa pembunuhan terhadap Indriana yang dilakukan oleh para pelaku. Mulai dari perencanaan hingga mengeksekusi korban.

"Intinya, pada saat rekonstruksi sudah mendapatkan gambaran utuh peristiwa terjadi, mulai rencana sampai pelaksanaan eksekusi," kata dia.

"Usai melakukan eksekusi, tersangka berusaha agar orangtua korban tidak curiga dengan mengabarkan korban akan mengirim makanan ke orangtua. Pengiriman makanan dilakukan oleh DP (Devara) setelah mendapatkan kode dari Didot," ucapnya.

Setelah didatangi pelaku yang berpura-pura mengantarkan makanan pesanan korban, orangtua korban sempat menghubungi nomor telepon anaknya tapi tak tersambung.

"Setelah dikonfirmasi telepon korban tidak pernah diangkat, orangtua curiga dan menjadi bahan kita melacak para pelaku," ucapnya.

Polisi berhasil melacak pelaku dari informasi orangtua yang menyebut bahwa korban pergi dengan kekasihnya berinisial DA (Didot Alfiansyah).

Polisi juga meminta keterangan orangtua korban dan melacak nomor telepon milik korban yang masih aktif.

"Setelah eksekusi, handphone korban masih aktif mengirim pesan kepada orangtuanya," katanya.

Polisi hadirkan derek

Rekonstruksi dilakukan di dua lokasi yang berbeda yakni di halaman parkir Mako Polres Cirebon Kota dan sebuah kafe di Jalan Tentara Pelajar.

Rekonstruksi di halaman parkir Mako Polres Cirebon Kota dilakukan untuk menggambarkan adegan yang terjadi di Kabupaten Kuningan.

Adegan dibuat seperti aslinya dengan menghadirkan mobil derek yang digunakan para tersangka saat mobilnya mogok di kawasan Kuningan.

Ada empat adegan yang dilakukan ketiga tersangka, dimulai dari tersangka Didot menelpon mobil derek, menaikkan mobil tersangka ke mobil derek hingga ketiganya berada di dalam mobil saat derek mengangkutnya.

Wadireskrimum Polda Jabar AKBP Indra Hermawan menyebutkan bahwa pembunuhan tersebut telah direncanakan.

Mulai dari perencanaan hingga merekrut pembunuh bayaran di Jakarta.

"Motif pembunuhan karena cinta segitiga, di mana saudara Didot memiliki hubungan dengan korban dan Devara menuntut agar korban dihilangkan jika masih ingin bersama," ujar Indra saat diwawancarai media selepas rekonstruksi, Jumat (8/3/2024).

Pantauan di lapangan, Devara dan Didot cenderung terlihat menundukkan kepala saat melakukan rekonstruksi.

Sementara Reza hanya terlibat dalam memberikan keterangan. Di satu momen, Devara terlihat gemetar saat melakukan adegan duduk di kafe.

Selama rekonstruksi di kafe, ketiganya melakukan delapan adegan mulai dari kedatangan di kafe hingga menelpon mobil derek.

Kafe tersebut merupakan titik singgah mereka untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke Pangandaran. Di kafe tersebut, mereka bertiga duduk di meja paling pojok dan memesan kopi serta beristirahat selama 1,5 jam sambil menikmati live musik.

Terungkap ketiga pelaku datang ke kafe tersebut pada 21 Februari 2024 sekitar pukul 19.30 WIB.

Wadireskrimum Polda Jabar, AKBP Indra Hermawan menyebut di kafe tersebut, ketiga tersangka menentukan perjalanan menuju Pangandaran dengan meggunakan aplikasi penunjuk arah.

Di aplikasi tersebut, menunjukkan bahwa mereka harus melewati Kabupaten Kuningan.

"Sesampainya di Kuningan, mobil yang dikendarai oleh para pelaku mengalami kerusakan hingga di towing, seperti tadi kita rekonstruksikan di Polres Cirebon Kota."

"Jadi totalnya rekonstruksi di Kota Cirebon itu ada 2 TKP, di kafe dan di Jalan Kuningan tadi dengan 8 adegan," jelas dia.

Dari rekonstruksi terungkap bahwa Didot dan Reza saling memberi kode mulai dari dari korban naik mobil hingga korban dieksekusi.

Sebelum dieksekusi, korban Didot mengajak Idriana Dewi singgah di warung kopi tak jauh dari lokasi kejadian.

Di warung itu, keduanya duduk untuk makan di warung makan yang berada di pinggir jurang. Sementara esksekutor Reza, duduk di meja lain.

Pada adegan selanjutnya, Didot terlihat menghampiri Reza dan menyandarkan pantatnya ke kayu yang ada di bale tempat Reza duduk.

Dia lalu terlihat membungkukkan badannya dan berbisik pada Reza yang mendekatkan telinganya pada Didot.

"Adegan ke 11, yang mana tersangka Didot menghampiri Reza dan berbisik," kata penyidik di lokasi, Kamis (7/3/2024).

Saat itu Reza membisikkan rencananya untuk mengeksekusi Indriana, sesuai perencanaan di kontrakan caleg Devara Putri yakni Didot akan berpura-pura turun dari mobil agar Reza bisa langsung melancarkan aksinya.

"Nanti akan memberikan kode pada saat sampai di lokasi yaitu turun berpura-pura akan buang air kecil, dan agar segera melaksanakan eksekusi," ujar penyidik lagi.

Setelah itu, adegan selanjutnya yakni ketiganya beranjak dari warung tersebut.

"Adegan ke 12, yang mana tersangka Didot, tersangka Reza dan korban Indri kembali ke dalam mobil," kata penyidik.

Kemudian pada adegan di TKP pembunuhan, Didot terlihat keluar dari dalam mobil dan berpura-pura membuang air kecil.

Saat itu Didot Alfiansyah juga mengunci mobil itu dari luar. Pada adegan ke-15, Reza langsung melakukan eksekusi dengan menjerat leher Indriana menggunakan ikat pinggang.

Reza juga tampak mengenakan sarung tangan untuk menghilangkan jejak sidik jari. Usai menghabisi Indriana, Reza memberikan kode dengan membunyikan klakson.

Setelah itu, Didot pun kembali ke dalam mobil dan membawa jenazah korban ke kosan Devara.

Mencari lokasi yang sepi

Direskrimum Polda Jabar, Kombes Surawan, mengatakan Bukit Pelangi dipilih sebagai lokasi eksekusi membunuh Indriana Dewi karena dinilai lokasinya sepi.

"Mereka mencari tempat yang aman, menghindari CCTV, menghindari keramaian sehingga mereka bisa menjalankan aksinya dengan aman," kata Surawan, Kamis (7/3/2024).

Di lokasi itu, korban yang duduk di kursi depan samping kiri, dicekik lehernya menggunakan ikat pinggang oleh Reza yang saat itu duduk di kursi belakang korban.

"15 menit (dicekik menggunakan) ikat pinggang itukan sudah di mobil itu, punya daripada pemilik rental," ungkap dia.

Usai dijerat lehernya menggunakan ikat pinggang, korban Indriana langsung lemas dan tidak sempat melakukan perlawanan.

"Tidak ada perlawanan, begitu ditekan (lehernya) langsung lemas, tidak ada upaya perlawanan. Hasil autopsi juga tidak ada perlawanan," katanya.

Direskrimum Polda Jabar, Kombes Surawan mengatakan korban dibunuh pada Selasa (20/2/2024) malam dan jasadnya dibawa keliling ke beberapa kota/kabupaten di Jawa Barat hingga ditemukan di Kota Banjar pada Minggu (25/2/2024).

"Kejadian sekitar pukul 21 lebih, tanggal 20 dieksekusi kemudian dibawa bermalam di Jakarta, selah itu dibawa ke Cirebon bermalam di sana sampai dengan dibawa ke Banjar itu sekitar 3 malam, baru dibuang ke sana sampai dengan tanggal 25 baru ditemukan di sana," paparnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muhamad Syahri Romdhon, Agie Permadi | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, David Oliver Purba), Tribunnews Bogor

https://bandung.kompas.com/read/2024/03/09/070700278/sederet-fakta-saat-rekonstruksi-pembunuhan-indriana-pelaku-devara-sempat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke