Salin Artikel

Kronologi Perundungan Bocah 13 Tahun di Cirebon, Korban Dipukuli 9 Terduga Pelaku Selama Berjam-jam

Selama berjam-jam, korban dianiaya oleh sembilan terduga pelaku yang usianya antara 10 tahun hingga 16 tahun.

Video perundungan yang dialami AES, viral di media sosial. Total ada lima video yang beredar yang direkam oleh salah satu terduga pelaku.

Dalam video terekam jelas suara perekam yang meminta seluruh anak di lokasi itu ikut serta memukuli korban.

Oleh para pelaku, korban yang seorang diri ditendang, dipukuli dan dibanting hingga korban tersungkur serta mengerang kesakitan.

Walau korban kesakitan, para pelaku terus memukuli korban sambil berjoget di tengah dentuman musik.

Dipukuli selama berjam-jam

Endang, ibu AES mengatakan dalam satu hari, anaknya dipukuli sebanyak dua kali pada Senin (4/3/2024) yakni pada pagi hari dan sore.

Menurut Endang, video yang viral di media sosial itu adalah pemukulan yang kedua. Kepada sang ibu, AES mengaku dipukuli selama dua jam oleh para pelaku.

"Sore hari Senin (4/3/2024), itu katanya 2 jam dipukuli sampai jam 6 sore," ujar Endang.

"Lokasinya di kuburan biru (pemukulan kedua), tapi enggak ada video pemukulannya, adanya yang sore itu yang viral sekarang (selama 2 jam pemukulan)," kata Endang, Kamis (7/3/2024).

Sementara itu ayah korban, Cahyadi bercerita anaknya sempat pamit pergi ke rumah sang bibi setelah kejadian perundungan pertama.

Namun saat tiba di rumah sang bibi, AES kembali menerima pesan Whatsapp dari temannya untuk datang kembali di lokasi.

Ia pun datang ke lokasi dan kembali dianiaya oleh para pelaku. Saat malam hari, AES dipukuli hingga jam 11 malam atau sekitar tiga jam.

"Anak saya nurut dan katanya dipukulin lagi sampai jam 11 malam. Itu berarti dua kali, selama 3 jam kalau pemukulan malam," ujar Cahyadi.

Cahyadi mengaku tak tahu langsung kondisi sang anak. Ia dan istri tahu dua hari setelah kejadian saat diberi tahu guru kelas AES.

Saat tahu video penganiayaan anaknya, Cahyadi mengaku sangat marah. Bahkan ia langsung pergi ke Sungai Cipager yang menjadi lokasi pemukulan karena mengira video itu direkam secara langsung.

Dilanjutkan Endang, akibat penganiayaan tersebut, anaknya mengalami sejumlah luka memar.

"Saat itu, anak saya enggak nangis enggak apa, cuma memang kondisi badannya memar-memar, seperti yang ada di tangannya, terus di kepala seperti benjolan," ujarnya.

Ia pun berharap mental dan psikis anaknya yang masih duduk di kelas 7 SMP itu membaik karena penganiayaan yang dialami membuatnya terpukul.

Endang pun berharap kasus tersebut dapat memberikan efek jera bagi para pelaku.

"Dia enggak mau ngomong dari lama (3 bulan terakhir). Yang saya ingin sekarang, anak saya bisa sembuh total, baik mental maupun psikisnya," ucap Endang.

Hal senada juga disampikan Nani Triana (42), bibi korban. Ia mengaku keluarga terpukul setelah diberitatahu sekolah soal kejadian tersebut.

"Kemarin sore tuh, kaget saya baru lihat video itu, masya Allah, orang jahat banget sama ponakan saya, sedih banget, Pak. Orangtuanya nangis terus," kata Nani saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Kamis (7/3/2024).

Setelah tahu kejadian tersebut, AES langsung dibawa ke rumah sakit dan diketahui ada luka memar di kepala, punggung serta beberapa bagian tubuh lainnya.

Menurut Nani, keponakannya tak berani bercerita karena takut diancam oleh para pelaku. Saat ini korban lebih sering murung, bersedih dan menyendiri.

Di mata Nani, keponakannya adalah anak yang baik, rajin dan tidak nakal. Bahkan AES kerap menjadi korban kejahilan rekan-rekannya.

Ia menyebut AES kerap kehilangan alas kaki kaki yang disembunyikan oleh teman-temannya. Tak terima dengan kejadian tersebut, pihak keluarga telah melaporkan kasus perundungan tersebut ke polisi.

Semua pelaku masih di bawah umur

Kasat Reskrim Polresta Cirebon, Kompol Haryo Prasetyo Seno membenarkan kejadian tersebut.

Ia menjelaskan pihak kepolisian telah menjemput korban dan keluarga untuk menceritakan kejadian tersebut.

Selain itu polisi juga telah menerima potongan video penganiayaan yang menjadi barang bukti dalam kasus tersebut.

Selain itu ia menyebut polisi telah membawa korban ke rumah sakit untuk pemeriksaan visum dan sudah ada enam anak yang dimintai keterangan dari total sembilan pelaku.

"Pengakuan korban ya, totalnya ada sembilan terduga pelaku yang ikut memukuli korban. Enam orang sudah kami mintai keterangan, tapi kami masih terus dalami," terang Haryo.

Ia menyebut dari total sembilan orang terduga pelaku, seluruhnya berstatus sebagai anak yang masih berusia di bawah 16 tahun.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muhamad Syahri Romdhon | Editor: Reni Susanti), Tribun Cirebon

https://bandung.kompas.com/read/2024/03/09/074700878/kronologi-perundungan-bocah-13-tahun-di-cirebon-korban-dipukuli-9-terduga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke