Salin Artikel

Meninggal Saat Kecelakaan Pesawat Pilatus Smart Air, Deni Sobali Tinggalkan Istri dan 2 Anak di Pangandaran

Dengan menggunakan ambulans, jenazah Deni tiba di rumah duka pada Senin (11/3/2024) sekitar pukul 13.32 WIB.

Jenazah Deni diberangkatkan dari Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Jakarta kemudian ke Bandara Nusawiru Cijulang.

Sesampainya di rumah duka, jenazah Deni disambut duka oleh keluarga korban dan ratusan warga setempat.

Saat jenazah Deni diturunkan dari mobil ambulans, tangis sedih menyelimuti keluarga dan kerabat terdekat korban. Bahkan, satu anggota keluarga sempat jatuh pingsan dan harus digotong ke dalam rumah.

Warga kemudian melaksanakan shalat jenazah di masjid dan mengantar ke pemakaman di TPU terdekat.

Atang Aripin (52), mertua Deni mengatakan menantunya meninggal di usia 34 tahun dan meninggalkan istri bernama Inna Hasanah serta dua anak yang masih kecil.

"Kalau anaknya, Hafizh Kahfi L Azab (10) dan Muhamad Dwicakra Alfatih (4)," kata dia pada Senin (11/3/2024) siang.

Menurut Atang, menantunya menantunya adalah sosok yang baik dan selalu hormat kepada orang yang lebih tua.

"Sosoknya baik, rencananya mau ke Bandung karena sebulan sekali itu pulang kampung," ujar dia.

Sebelum kejadian pesawat jatuh, kata Atang, tidak ada komunikasi dengan Deni sekitar satu Minggu lebih.

"Biasanya ada telpon, tapi ini enggak," ucapnya.

Hingga akhirnya Atang mendenga kabar bahwa pesawat yang ditumpangi Deni Sobali hilang kontak dan terjatuh di Nunukan, Kalimantan Utara pada Jumat (8/3/2024).

"Sampai sekarang mendengar kayak gini (meninggal), ya keluarga menerima tidak ada tuntutan apa-apa," katanya.

Semnetara irtuSalah seorang teman Deni yang merupakan mantan pegawai Susi Air, Fikri, menyampaikan, Deni Sobali kala bekerja di Susi Air merupakan bagian engineer.

Menurut Fikri, Deni merupakan sosok yang baik di mata para pekerja Susi Air lainnya.

"Almarhum (Deni) keluar dari maskapai Susi Air beberapa tahun yang lalu," ucapnya.

Fikri tidak tahu betul kapan Deni masuk sebagai pegawai Susi Air.

"Karena, saya kenalnya sewaktu PKL, lumayan dekat, seringkali banyak memberikan ilmu," kata Fikri.

Fikri mengaku bahwa dirinya dan Deni dekat secara ikatan kerja, sebab pekerjaan Fikri kerap terbantu oleh jabatan yang diemban Deni.

"Saya kan bagian logistik, kalau dia engineer. Jadi, kalau butuh sparepart pasti ke saya," ujar dia.

Sementara itu Kepala Desa Wonoharjo, Dede Suprapto membenarkan bahwa warganya menjadi korban pesawat jatuh di Nunukan Kalimantan Utara.

Korban tinggal bersama istrinya di RT 1/19 Dusun Padasuka Desa Wonoharjo Kecamatan Pangandaran.

"Dia (Deni) sudah lama bekerja di pesawat. Pertama, pernah bekerja di pesawat Susi Air," ujar Dede, Senin.

Deni Sobali merupakan seorang teknisi warga Kabupaten Pangandaran yang menjadi korban pesawat Pilatus Smart Aviation type PC6 PK-SNE yang jatuh di Binuang, Nunukan, Kalimantan Utara.

Pesawat perintis tersebut hendak membawa bahan kebutuhan pokok (sembako).

Tidak lama, pesawat tersebut dilaporkan hilang kontak setelah lepas landas dari bandara Internasional Juwata Tarakan pada Jumat (8/3/2024) pukul 08.25 Wita.

Ada korban lain dari pesawat Smart Air yang jatuh ini, yakni Capt M Yusuf (29) dari Kluster Botanical Garden III No. 9, Bekasi Selatan.

Namun sang pilot selamat dan mengalami luka-luka di tubuh.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Candra Nugraha | Editor: Pythag Kurniati), Tribunpriangan.com

https://bandung.kompas.com/read/2024/03/12/074700078/meninggal-saat-kecelakaan-pesawat-pilatus-smart-air-deni-sobali-tinggalkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke