Salin Artikel

Ungkap Syukur Pedagang Ayam Cirebon di Puasa Hari Pertama

Penjualan kini mencapai sekitar sekitar 600 kilogram, dibanding hari biasa yang hanya sekitar 400-500 kilogram.

Diduga, banyak warga membeli daging ayam untuk lauk-pauk berbuka puasa sore nanti.

Pantauan Kompas.com, sejumlah warga memadati beberapa meja penjual daging ayam di pintu masuk pasar tradisional ini. Mereka datang silih berganti untuk membeli daging ayam.

Hal yang sama juga terjadi pada meja penjual daging ayam di bagian dalam. Sambil membawa belanja yang lain, warga tampak mengantre di meja-meja tersebut.

Sebagian warga membeli daging ayam, namun ada juga yang membeli "sampingan", berupa sayap, ceker, kepala. Bahkan "jeroan" berupa ati ampela dan usus juga diminati.

Lia, salah satu pembeli daging ayam mengaku membeli daging ayam satu kilogram, ceker, dan juga kepala. Bahan ini akan disatukan untuk isian sayur sop pada menu berbuka puasa nanti.

"Saya beli daging, ceker dan kepala, daging harga Rp 38.000, kepala Rp 14.000, ceker Rp 24.000. Buat lauk buka puasa, sahur, bersama keluarga, ya disop aja," kata Lia.

Lia menyampaikan, harga yang barusan dia sebutkan mengalami kenaikan. Sebelumnya dia biasa membeli daging ayam di angka Rp 30.000-32.000 per kilogram, sementara kali ini naik Rp 38.000.

Namun meski harga sedang naik, sebagai ibu rumah tangga, Lia ingin memberikan yang terbaik kepada suami, orangtua, dan anak-anaknya yang tinggal satu atap.

Dia ingin puasa di hari pertama di tahun 2024 ini semua kebutuhan keluarga, tetap tercukupi.

Samini, penjual daging ayam tempat Lia membeli, mengaku bersyukur.

Dia -dan juga beberapa pedagang sekitar-, mendapatkan berkah di momen awal puasa ini. Penjualan di hari pertama puasa ini, meningkat di banding hari biasanya.

Tingkat penjualan daging ayam milik Lia hari ini nyaris menyentuh hitungan sekitar 600 kilogram dari yang biasanya sekitar 400-500 kilogram.

Peningkatan ini terjadi pada hari ini, dan juga 2-3 hari kemarin, lantaran sebagian warga sudah bersiap berbelanja sebelum masuknya puasa.

Banyak warga berbelanja untuk menyiapkan sahur pertama di jam 03.00 wib tadi, dan juga untuk buka puasa sore nanti. Pelanggannya pun sudah pesan dari beberapa hari lalu.

"Ya alhamdulillah. alhamdulillah. alhamdulillah meningkat. Biasanya tergantung permintaan rata-rata lima kuintal, sekarang hampir enam kuintal. Paling ramai hari ini dan kemarin," kata Samini.

Hebatnya, kata Samini, peningkatan penjualan ini rata-rata dari pembelian konsumsi untuk sendiri.

Pasalnya, beberapa pelanggan yang biasa membeli untuk kebutuhan warung makan, bakso, mie ayam, tidak jualan, karena puasa.

Samini menyebut hari ini, dia menjual di angka Rp 38.000 dari yang sebelumnya pada pekan lalu Rp 34.000.

Kenaikan harga ini disebabkan banyaknya permintaan warga untuk puasa pertama.

Sebagaimana biasanya, dia memprediksi harga ayam akan turun lagi mulai besok atau lusa, dan kembali merangkak naik menjelang lebaran nanti.

Ketiban berkah ini juga dialami Yani, penjual daging ayam yang berada di bagian dalam Pasar Sumber.

Dia mendapatkan beberapa pesanan di hari ini dan juga kemarin. Jumlah total penjualan hari ini mencapai 500 kilogram dari yang biasa 300-400 kilogram.

"Alhamdulillah 'meremaan' mas. 'Meremaan' itu ramai penjualan. Banyak yang beli. Meski harga lagi naik, ya tetap ada yang beli karena butuh buat buka puasa nanti," kata Yani.

Yani menyadari permintaan naik ini bersifat momentum, yakni pada hari hari tertentu. Sebagai pedagang ini dapat menutup kekurangan untung kemarin saat penjualan sedang sepi.

Sebagai penjual daging ayam yang sudah lima tahun berdagang, Yani menyebut, harga stabil lebih menguntungkan dibanding harga yang naik tinggi, karena pedagang harus mengeluarkan modal besar namun mendapatkan untung sedikit.

https://bandung.kompas.com/read/2024/03/12/114904678/ungkap-syukur-pedagang-ayam-cirebon-di-puasa-hari-pertama

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com