Salin Artikel

Kritik Jokowi, Mahasiswa 12 Kampus di Bandung Gelar Aksi Pengadilan Rakyat di Jakarta

BANDUNG, KOMPAS.com - Hari ini, Senin (18/3/2024), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Universitas Padjadjaran (Unpad) menggelar aksi dengan tema 'Pengadilan Rakyat' di Patung Kuda Daerah Khusus Jakarta (DKJ).

Ketua BEM Kema Unpad, Fawwaz Ihza mengatakan, tak hanya Unpad, mahasiswa 11 perguruan tinggu lainnya di Bandung sudah terkonsolidasi berangkat menuju DKJ.

"Ya, hari ini kami jadi menggelar aksi di Jakarta, begitu juga dengan teman-teman Bandung yang lain, mereka sudah pada berangkat," katanya saat dihubungi via telepon, Senin (18/3/2024).

Fawwaz mengatakan, para mahasiswa ini berangkat ke Jakarta menggunakan kendaraan pribadi dan bus. 

"BEM Kema Unpad sekarang sudah pada di jalan kemungkinan bergabung dengan teman-teman Bandung itu langsung di Jakarta, kurang lebih pukul 14.00 WIB," ujarnya.

Sesampainya di Patung Kuda Jakarta, BEM Kema Unpad akan langsung berorasi secara bergiliran dengan perguruan tinggi yang lain.

Tak hanya orasi, massa aksi juga akan menampilkan teaterikal 'Pengadilan Rakyat'.

"Nanti kita orasi bergantian, juga ada penampilan teater ada semacam pocong-pocongan dan sebagainya yang cukup agitatif," tuturnya.

BEM Kema, sambung dia, hanya memberangkatkan 30 orang. 

Selain Jakarta, mahasiswa 12 perguruan tinggi ini akan menggelar aksi serupa di Bandung. 

"Ini sebagai pemantik awal, kita akan memaksimalkan aksi nanti di Bandung, karena kita akan menggelar di Bandung kemudian di Jakarta lagi bersama yang lain. Ini sebagai pemantik awal, soalnya daerah yang lain juga sedang menunggu ada enggak yang berani memulai aksi di Jakarta," ujar dia.

Kritik Jokowi

Fawwaz menyampaikan, BEM Kema Unpad tetap konsisten menilai rezim Jokowi hanya mementingkan elite, tanpa sedikit pun melihat kondisi rakyat.

Menurutnya Istana tak lebih seperti rumah kebohongan yang penuh dengan intrik dan kepentinga politik.

Bahkan, rezim Jokowi tidak memerhatikan suara para akademisi dan guru besar di banyak universitas.

"Kami melihat institusi pendidikan sebagai benteng terakhir nilai-nilai akademis dan intelektualitas yang akan menjaga negara ini supaya sehat. Sehat dalam arti di sini sehat bernegara, sehat dalam ber-pemerintahan, sehat dalam menjalankan kenegaraan itu sendiri," bebernya.

Turun ke jalan, sambung dia, menjadi salah satu cara untuk kembali menampar dan menyadarkan rezim.

Tak hanya itu aksi 'Pengadilan Rakyat' merupakan jawaban konkret terhadap rezim yang sudah tidak lagi mendengarkan para akademis dan guru besar.

"Apabila guru besar itu sudah bersuara dan akademisi sudah berkomentar sudah melakukan gerakan-gerakan frontal dan cukup vokal, itu tandanya negara sedang tidak baik-baik saja. Kami mahasiswa sangat menyambut baik guru-guru besar ini," ungkapnya.

Begitupun hari ini, alasan mereka turun ke jalan karena banyaknya seruan-seruan yang dilakukan guru besar tidak diindahkan oleh pemerintah.

"Sehingga kami sebagai muridnya memiliki kewajiban untuk melakukan turun ke jalan supaya menjadi penekan bagi pemerintah itu sendiri," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/03/18/140845678/kritik-jokowi-mahasiswa-12-kampus-di-bandung-gelar-aksi-pengadilan-rakyat-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke