Salin Artikel

Gunung Tangkuban Parahu Alami 40 Gempa dalam 2 Hari, Pengunjung Diminta Waspada

Badan Geologi mencatat peningkatan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu itu terjadi pada 4 hingga 7 Maret yakni berupa gempa embusan dan low frequency.

Aktivitas itu kemudian berlanjut dengan puncak aktivitas pada 21 dan 22 Maret hari ini.

"Terjadi kembali kenaikan kejadian gempa hembusan di Gunung Tangkuban Parahu yaitu pada tanggal 21 Maret 2024 sejumlah 24 gempa hembusan dan pada 22 Maret 2024 terekam 40 kejadian gempa embusan," ungkap Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid melalui keterangan resminya yang dirilis pada Jumat (22/3/2024).

Berdasar pada pantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya embusan asap berwarna putih dengan ketebalan yang bervariasi, dengan tinggi kepulan asap mencapai 5 sampai 140 meter dari dasar kawah.

Meski demikian, petugas tidak menemuka material apapun baik di Kawah Domas, Kawah Ratu, maupun Kawah Ecoma.

"Gempa yang terjadi di kawasan Tangkuban Parahu ini didominasi oleh gempa-gempa berfrekuensi rendah dan gempa embusan, yang mengindikasikan pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan," ujarnya.

Dugaan sementara, kepulan asap seperti yang tergambar dalam visual kamera pemantau, merupakan asap yang tercipta dari genangan air hujan yang masuk ke dalam kawah.

"Peningkatan ini mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan sebagai respons terhadap peningkatan curah hujan,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumya, aktivitas Gunung Tangkuban Parahu juga tercatat pada akhir Februari lalu.


Badan Geologi merekam 2 kejadian gempa embusan dengan amplitudo maksimal 56 mm dan lama gempa maksimal 8 menit.

Meski demikian, Badan Geologi mewaspadai segala sesuatu yang dimungkinkan terjadi.

Masyarakat dan pengunjung wisata TWA Tangkuban Parahu diimbau mentaati rambu-rambu dan papan peringatan yang dipasang sepanjang area obyek wisata Tangkuban Parahu.

"Statusnya masih pada Level I (Normal) dengan rekomendasi agar masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekat ke dasar kawah, tidak berlama-lama, dan tidak menginap di area kawasan kawah-kawah aktif yang berada di Gunung Tangkuban Parahu," tandasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/03/22/195000478/gunung-tangkuban-parahu-alami-40-gempa-dalam-2-hari-pengunjung-diminta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke