Salin Artikel

Tanah Longsor di Bandung Barat Timbun Rel Kereta, Perjalanan 2 KA Terhambat

KOMPAS.com - Rel kereta api (KA) di Km 155 + 8/9 yang berada di antara Stasiun Cilame-Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat (Jabar), tertimbun tanah longsor, pada Rabu (27/3/2024) dini hari.

Dikutip dari TribunJabar.id, hujan yang melanda wilayah KBB disebut sebagai penyebab terjadinya longsor yang menimbun rel kereta tersebut.

Akibatnya, perjalanan KA 128 atau KA Harina dan KA 386 atau Lokal Commuter Line terganggu.

KA Harina relasi Semarang - Bandung tertahan di Stasiun Plered, Purwakarta, sedangkan perjalanan kereta lokal Commuter Line relasi Purwakarta - Garut tertahan di Stasiun Sukatani.

Pihak PT KAI Daop 2 Bandung mengatakan dalam keterangannya, petugas telah berada di lokasi untuk membersihkan rel dari materiel longsor.

Update korban longsor di Cipongkor

Sebelumnya, bencana banjir bandang dan tanah longsor juga melanda Kecamatan Cipongkor dan Kecamatan Rongga, KBB, Jabar, pada Minggu (24/3/2024) malam.

Dua desa di Kecamatan Cipongkor, Desa Cibenda dan Desa Sirnagalih, menjadi lokasi paling parah terdampak bencana tersebut.

Banjir yang datang tiba-tiba itu menerjang dan merusak permukiman, persawahan milik warga, dan jembatan di Sungai Cijambu. Sejumlah orang pun dikabarkan hilang dan masih dalam proses pencarian.

Kepala Kantor SAR Bandung, Heri Marantika mengatakan, pihaknya baru menemukan empat jenazah korban di Kampung Gintung, Desa Cibenda, pada Selasa (26/3/2024).

"Hari kedua pencarian, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, pemerintah daerah, dan seluruh petugas SAR gabungan, telah menemukan empat orang korban," kata Heri, Selasa (24/3/2024).

"Penemuan empat orang ini berbeda waktu, tetapi yang pasti tiga orang korban ditemukan di sektor yang sama, yaitu sektor A, dan korban terakhir ditemukan tidak jauh dari situ," sambungnya.

Keempat jenazah tersebut, Heri menjelaskan, anak perempuan yang ditemukan pada pukul 11.54 WIB, anak laki-laki ditemukan pukul 12.23 WIB, perempuan dewasa ditemukan pukul 12.56 WIB, dan perempuan dewasa ditemukan pukul 16.32 WIB.

"Totalnya empat. Dua orang anak-anak dan dua orang perempuan dewasa. Satu orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan. Jadi ada enam orang lagi yang masih dalam pencarian," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/03/27/070613078/tanah-longsor-di-bandung-barat-timbun-rel-kereta-perjalanan-2-ka-terhambat

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com