Salin Artikel

Kapolda Jabar Larang Perusahaan Otobus Pakai Sopir Tembak

Selain itu, PO bus juga dilarang menggunakan sopir tembak atau yang tak memiliki surat izin mengemudi (SIM).

Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan keselamatan para penumpang, dan menekan angka kecelakaan saat momen mudik lebaran.

"Atensi khusus kepada pengusaha bus wisata agar benar-benar memerhatikan dan meyakinkan bahwa kondisi kendaraan baik, layak, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan."

Demikian pernyataan Kapolda usai rapat koordinasi dengan Menhub di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (31/3/2024).

"Selain kendaraan yang layak mungkin faktor kualitas pengemudi, sopir dalam hal ini juga mengecek kemampuannya."

"Jangan sampai menggunakan supir tembak yang tidak memiliki kapasitas yang memberikan implikasi terjadinya kecelakaan," tambah dia.

Wiyagus mengatakan, Polda Jabar berkomitmen mengurangi dan menekan angka kecelakaan lalu lintas pada momen mudik lebaran tahun ini.

Salah satunya dengan mengimbau para pemilik PO Bus agar benar-benar mengedepankan unsur-unsur keselamatan, sehingga pemudik bisa sampai dengan selamat di kampung halamannya.

"Kami berkomitmen 2024 ini bisa mengurangi dan menekan tingkat kecelakaan yang terjadi seperti yang sudah kita lakukan di 2023."

"Di mana kecelakaan baik korban meninggal dunia, luka berat, maupun luka ringan terjadi penurunan dibandingkan 2022."

"Dan harapan kita tahun 2024 juga bisa lebih rendah dari 2023," kata Wiyagus.

Tak hanya itu, Polda Jabar juga memberikan atensi khusus untuk jalan tol maupun non tol.

Mengingat pada momen mudik lebaran kerap terjadi lonjakan volume kendaraan yang melintasi Jabar.

Pasalnya, wilayah Jabar ini merupakan jalur lintasan para pemudik dari arah DKI Jakarta yang akan menuju ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Hal-hal yang menjadi atensi salah satu di antaranya adalah mengantisipasi jumlah kendaraan yang akan melewati wilayah hukum Jawa Barat baik melalui jalur tol maupun non-tol."

"Cisumdawu, Jagorawi, dan arteri wilayah Utara maupun Selatan," sambung Wiyagus.

Wiyagus juga mengimbau kepada masyarakat yang akan melaksanakan mudik untuk memanfaatkan program mudik gratis yang disediakan Pemerintah maupun pihak swasta.

Dengan demikian, setidaknya bisa mengurangi sedikit beban jalan yang dilalui oleh kendaraan pada saat mudik lebaran.

https://bandung.kompas.com/read/2024/03/31/185242778/kapolda-jabar-larang-perusahaan-otobus-pakai-sopir-tembak

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com