Salin Artikel

Pesan "Driver" Ojol pada Ibunya Sebelum Tewas Ditabrak Pemabuk di Bandung

Munirah mendengar kabar kematian anaknya dari teman Irwanto. Saat itu, Sabtu subuh, Munirah tengah menyiapkan santap sahur di kediamannya, Jalan Maleber Utara, RT 03 RW 06, Kota Bandung, Jawa barat.

Ada seseorang yang datang menyampaikan berita duka kepadanya. Sontak kabar tersebut membuat Munirah kaget, perasaannya tak karuan. Lantas ia pun pingsan dan langsung digontong untuk ditenangkan dan beristirahat.

"Ibu kaget waktu Pak Nurdin ke ibu ngasih tahu Pak Irwanto meninggal, itu ibu dikasih tahu pas mau sahur. Saat tahu ibu pingsan, tahu-tahu saya sudah digotong, sadar-sadar sudah di rumah sebelah, saya kaget," ucapnya saat ditemui di rumah duka, Senin (1/4/2024).

Seperti diketahui, Irwanto (43) merupakan driver ojek online yang tewas usai ditabrak pengendara mobil Toyota Harier di Jalan BKR depan Masjid An-Nur, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Sabtu (30/3/2024) dini hari.

Korban ditabrak dari belakang oleh seorang pengemudi yang saat itu tengah mabuk. Korban terpental, dan kendaraannya terseret mobil.

Irwanto tewas seketika di lokasi kejadian dan jasadnya langsung dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Munirah mengaku, anaknya merupakan tulang punggung keluarga di rumah itu. Korban merupakan anak pertama dari enam bersaudara.

Sebelum meninggal, Irwanto tak biasanya berangkat siang setelah shalat Jumat.

"Biasanya kalau mau pergi ngojek itu buka (puasa) dulu, ini enggak, dia pergi siang setelah jumatan," kata Munirah.

Sebelum berangkat, korban sempat pamit kepada Munirah untuk menjemput rezeki.

"Ibu bilang gini, 'Wan, nanti saja gojeknya kalau udah buka', katanya, 'Enggak, Bu, mau cari rezeki dulu', kata ibu teh sing hasil ya wan, sehat," cerita Munirah.

Akan tetapi, Tuhan berkehendak lain, pada Sabtu malam Irwanto tewas dalam kecelakaan.

Menurut Munirah, kepergian korban juga tak berselang lama dengan kematian adiknya. Irwanto meninggal setelah 100 hari kepergian adiknya.

"Jadi tahun ini teh, dua orang anak ibu yang meninggal," kata Munirah.

Adik korban, Mira Yuliana Sandi, mengatakan, Irwanto dimakamkan di Pemakaman Suniaraga pada Sabtu siang itu.

Korban juga meninggalkan tiga orang anak, yakni Muhamad Rizky Pratama (16), siswa kelas 1 SMK; Salva (11), siswa kelas 4 SD; dan Muhammad Alif Hafidz (7), siswa kelas 1 SD.

Saat ini dua anak korban, yakni Rizky dan Salva, dirawat neneknya di Bandung, sedangkan Alif dirawat nenek dari pihak ibu di Gorontalo.

Anak-anak tersebut kini menjadi yatim piatu. Istri korban, Pepi Duto, telah meninggal terlebih dahulu pada 2019 karena kanker payudara yang dideritanya.

Anak-anak korban terpukul saat mendengar ayahnya meninggal. Menurut Mira, Alif bahkan tak henti mengucurkan tangisnya saat mendapat kabar tersebut saat dihubungi pihak keluarga melalui video call saat itu.

"Shock-nya luar biasa, sampai yang di Gorontalo nangis terus," ucapnya.

Si bungsu, sambung Mira, bahkan sempat bermimpi mengenai ayahnya, bahkan merindukan Irwanto.

"Yang kecil sempat mimpi, katanya kangen ayah, pengin bareng lagi dengan ayah," tuturnya.

Menurut Mira, kakaknya itu sempat menjanjikan anak-anaknya untuk mengajak dan membeli baju ke salah satu pasar modern di Bandung, tetapi Tuhan berkehendak lain.

"Almarhum ini tadinya janji mau beliin baju buat anaknya di King sama buka bareng, tapi mungkin Allah berkehendak lain," ucapnya.

Adik korban, Juni Hariyanto, mengaku, pihak keluarga telah mengikhlaskan kepergian korban. Namun, untuk proses hukum, ia menyerahkan semuanya kepada pihak berwenang.

"Kami ikhlaskan musibah ini, tapi karena ini melibatkan kematian biar proses hukum berjalan. Tapi kalaupun ada niatan baik dari pihak keluarga pelaku, ya kita terima, toh manusia tempatnya salah, tapi karena ada nyawa dihilangkan, ya setidaknya kita tak bisa menghakimi karena yang bisa hanya hukum," ucapnya.

Saat ini pihak keluarga tengah fokus mengembalikan keceriaan anak-anak korban yang kaget sepeninggalan ayahnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/04/01/161426478/pesan-driver-ojol-pada-ibunya-sebelum-tewas-ditabrak-pemabuk-di-bandung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke