Salin Artikel

Cerita Puluhan Siswa SMK "Backpacker" Asal Jonggol Kunjungi Negara-negara Arab

BOGOR, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Islamic Development Network (IDN) Boarding School, Sentul, Bogor, Jawa Barat, melakukan backpacker ke negara Timur Tengah untuk menimba ilmu.

Kepala IDN Boarding School Sapriadi mengatakan, tujuan kegiatan itu untuk melatih mental dan kemandirian kepada santri dalam mempelajari ilmu di luar negeri.

"Selain mencari pengalaman ilmu dan kampus tujuan mereka, kegiatan para santri yang mahir IT di Tanah Air ini juga membagikan ilmunya untuk mahasiswa di negara-negara seperti di Riyadh dan Jeddah, Arab Saudi," ujar Sapriadi di Bogor, Sabtu (5/4/2024).

Kemahiran para santri dalam pemrograman juga turut serta berbagi ilmu untuk mengantongi sertifikat IT Internasional.

Tak berbeda dengan waktu belajar sekolah pada umumnya, kegiatan IDN backpacker di luar negeri adalah KBM (kegiatan belajar mengajar) dari hari Senin sampai Jumat, Sabtu, dan Minggu.

Santri juga difokuskan dengan program kunjungan dan wisata. Untuk KBM sendiri ada 4 mata pelajaran, Informasi dan Teknologi (IT), Diniyyah, English, dan Tahfidz menghafal Al Quran.

Kegiatan KBM berjalan seperti di Indonesia mulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB.

Semua santri mengikuti secara offline bersama 8 guru yang diberangkatkan secara langsung untuk mendampingi perjalanan.

"Untuk hari Sabtu dan Ahad kita fokuskan dengan kegiatan kunjungan ke Embassy, kunjungan ke Kampus-kampus, dan wisata ke tempat bersejarah. Alhamdulillah di India kami sudah visit ke Taj Mahal, Jama Masjid India, Lodhi Garden, Wagah Border. Untuk di Pakistan kami sudah visit ke Badshahi Masjid Lahore, Monumen Pakistan, Khampur Dam, dan Masjid Faishal Islamabad," ungkapnya.

Dia bercerita bahwa rute yang dilalui ketika di India dan Pakistan semuanya menggunakan jalur darat, dengan jarak ribuan kilometer melewati jalan pengunungan curam Himalaya dan berpindah dari satu kota ke kota lainnya.

"Dan tentu ini menjadi pengalaman yang sangat mahal, karena sebelumnya hanya bisa melihat di beranda medsos akan tetapi kini bisa merasakannya secara langsung," cetusnya.

Untuk setiap siswa yang mengikuti program backpacker diwajibkan membuat minimal 1 buku dan vlog yang wajib mereka upload ke akun Instagram.

Dengan menjadi seorang vloger mereka membutuhkan mental dan jiwa besar agar berani untuk menyampaikan hal-hal baru di depan kamera dengan tantangan akan dilihat banyak orang.

"Alhamdulillah saat ini IDN Backpacker memasuki negara ke tiga yaitu Saudi Arabia dan saat ini semua siswa sedang fokus ibadah umrah dan itikaf di area Masjidil Haram. Tentu ini menjadi momen yang sangat mahal berhubung ke Makkah adalah cita-cita besar umat muslim di seluruh dunia. Setelah dari Saudi ini kami akan melanjutkan perjalan pindah negara ke Yordania melalui jalur darat," tuturnya.

Salah seorang siswa yang mengikuti program backpacker, Athalla Dienegoro mengaku mendapat pengalaman baru. 

Bahkan, program tersebut telah mengasah bekal kemampuan yang dimilikinya.

"Ini adalah program bagus yang dapat membangun mental dan karakter, terlebih negara yang kami lalui sangat seru, di antaranya India dan Pakistan yang mempunyai sensasi tersendiri. Bahkan kami bangga karena seusia kami sudah bisa pergi mandiri ke luar negeri untuk mencari pengalaman hidup," ucap siswa jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) ini.

Sekolah IDN Boarding School sendiri memiliki jargon 'Jago IT, Pintar Ngaji', kemahiran siswa santri SMK IDN sendiri sudah santer di tanah air.

Selain menjadi santri penghafal Al Quran, siswa SMK dan siswa SMP di sana sudah mahir mengoperasikan perangkat dan sistem jaringan komputer.

Bahkan, mereka berkesempatan mengajar guru-guru IT dari sekolah lain yang datang ke sekolah tersebut.

Mereka juga digolongkan sebagai praktisi cilik yang kemampuannya sama dengan sarjana IT.

Sekolah ini memiliki sertifikat Cisco Certified Network Associate (CCNA). Kemudian santri IDN Boarding School pernah menjadi IT termuda di ajang Asian Games.

Tak hanya itu, mereka juga menjadi peraih MTCINE (MikroTIk Certified Internetworking Engineer) adalah level tertinggi dari Kelas MikroTIk.

Kelas ini terutama dibutuhkan oleh praktisi/professional di bidang ISP (atau NAP). Saat ini pemilik sertifikat Mikrotik MTCINE termuda di dunia ada di sekolah ini.

Di usia remaja belia mereka juga mampu membuat robot lengkap dengan arduino dan Internet of Things atau IOT. Robot ini berfungai sebagai pengendalian smart home.

Adapun Internet of Things (iot) merupakan salah satu bagian dari roadmap pemerintah oleh Kementerian Perindustrian dalam menuju kesiapan era industri 4.0.

https://bandung.kompas.com/read/2024/04/06/094749078/cerita-puluhan-siswa-smk-backpacker-asal-jonggol-kunjungi-negara-negara-arab

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke