Salin Artikel

Saat Polisi Amankan Arus Mudik, Geng Motor Malah Merusuh di Tasikmalaya

Mereka mengendarai motor berboncengan sembari beberapa orang yang dibonceng berdiri di jok motor sembari membawa sebuah bendera. 

Selain meraungkan knalpot bisingnya secara bersamaan dengan berkendara zigzag di jalan raya, mereka pun membuat rusuh dengan memukul-mukul mobil di depan dan sampingnya untuk minggir. 

Kejadian itu pun seakan luput dari polisi yang sedang mengamankan puncak arus mudik di sepanjang wilayah Gentong, Kadipaten dan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya berjarak 33 kilometer dari perkotaan. 

Anggota geng motor tersebut seakan bebas meneror pengendara lain sampai membuat ketakutan warga dan pengendara lain. 

"Ya, Allah ada apa lagi ini di Kota Tasikmalaya. Ini kayaknya polisinya lagi pada amankan jalur mudik. Jadi geng motor jadi kayak raja bikin rusuh di kota. Kita minggir saja, tadi gebuk-gebuk mobil. Kita cari aman saja," jelas Rinrin (40), salahseorang pemgemudi mobil yang ketakutan dan berhenti di pinggir jalan dekat Ruang Ide, Jalan HZ Mustofa, Kota Tasikmalaya, Sabtu (6/4/2024). 

Rinrin dan warga lainnya pun lantas segera melaporkan ke petugas Kepolisian yang dikenalnya lewat ponselnya terkait rusuhnya konvoi geng motor.

Bersama dengan rekannya, Rinrin pun memilih mengalah dan membiarkan terlebih dulu ratusan geng motor yang rusuh saat berkendara pergi di jalan tersebut. 

"Biarkan mereka pergi dulu, kita diam saja jangan gimana-gimana. Nanti ke kita mereka," tambah Apan (34), rekan Rinrin di lokasi kejadian. 


Warga Kota Tasikmalaya berharap kejadian geng motor yang seakan sulit diberantas di kotanya segera ditindak tegas. 

Apalagi, selama ini masyarakat sudah gerah dengan perbuatannya yang selalu mengganggu ketertiban umum dan berbuat kriminal kepada pengendara yang tak memiliki kesalahan apapun di jalanan. 

"Mereka gitu banyakan. Jadi kita di jalan cari aman saja. Cuman polisinya pada kemana ini ya?" kata dia. 

Pantauan Kompas.com di lokasi kejadian, sejumlah anggota geng motor yang berkendara ugal-ugalan tersebut pergi ke arah pusat perkotaan Tasikmalaya. 

Mereka datang dari arah Padayungan, Kota Tasikmalaya, memasuki Jalan HZ Mustofa dua jalur ke arah pusat perkotaan Taman Kota.

https://bandung.kompas.com/read/2024/04/06/214911078/saat-polisi-amankan-arus-mudik-geng-motor-malah-merusuh-di-tasikmalaya

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com