Salin Artikel

Kawanan Monyet Liar Masuki Rumah-rumah di Cileunyi, Curi Ketupat

Kawanan monyet tersebut, masuk ke rumah warga dan mengambil makanan. Tak hanya makanan ringan saja, hidangan Idul Fitri seperti ketupat pun ikut dimakan.

Amanda Raisa Putri, salah seorang warga yang rumahnya ikut disatroni kawanan monyet mengatakan, kawanan monyet tidak hanya datang hari ini saja.

Menurut dia, kawanan tersebut sudah ada di wilayah Villa Bandung Indah selama satu minggu terakhir.

"Sebenarnya monyetnya udah ada ke rumah teh dari seminggu lebih, bulak-balik ke rumah atau di sekitar komplek. Jadi ada beberapa rumah didatengin," kata Amanda yang dikonfirmasi melalui telepon.

Ukuran monyet, kata Amanda, paling besar sebesar anak berusia dua tahun.

Ia menjelaskan, kawanan monyet pertama masuk rumahnya selepas waktu shalat ashar.

"Jadi masuk ke rumah saya dari minggu lalu. Pas hari pertama masuk ke dalam rumah pas habis sahur. Kita lagi pada tidur, pintu kondisinya kebuka," tutur Amanda.

Setelah berhasil masuk ke rumah warga, kawanan monyet itu langsung mengarah ke makanan yang ada dekat meja balkon.

"Nah si monyet masuk ke dalem. Terus makan makanan yang ada di dalem. Terus diacak-acak, dimakan. Terus balik lagi. Pokoknya udah bulak balik ke rumah teh delapan kali mah ada."

"Terakhir tadi," kata Amanda.

Ketupat persedian lebaran pun, lanjut dia, tak luput jadi santapan kawanan monyet itu.

"Iya kan ketupat itu lagi disimpen di luar, di balkon. Belum dimasak juga. Nah dia teh mau ngambil."

"Terus pas hari kemarin juga ke rumah ngambil kacang lebaran. Dibawa sama toples-toplesnya. Iya makanan lebaran banyak diambil."

"Kemarin juga makan pisang, makan segala diambilin," tutur dia.

Adanya kawanan monyet liar itu, membuat dia dan warga yang lain khawatir. Pasalnya di lingkungan mereka terbilang banyak anak kecil.

Ia mengaku, warga sudah melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) dan Penyelamatan Kabupaten Bandung.

Para petugas, kata Amanda, sempat berupaya mengusir kawanan monyet tersebut, namun hingga kini monyet itu masih berkeliaran.

"Saya takut juga. Soalnya anak saya ada tiga. Tapi sebenarnya kalau kita deketin, dia langsung pergi. Posisi monyetnya di belakang rumah ada balkon. Terus di belakangnya ada pohon-pohon."

"Jadi dia naek ke pohon dan masuk ke balkon," sebut Amanda.

https://bandung.kompas.com/read/2024/04/09/200712078/kawanan-monyet-liar-masuki-rumah-rumah-di-cileunyi-curi-ketupat

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com