Salin Artikel

Cerita Rudi dan Akim Rela Tak Berlebaran bersama Keluarga demi Tugas Mulia sebagai Relawan PMI

Sebab, mereka harus menjalankan tugas sebagai relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung, Jawa Barat.

Keduanya bertugas menjaga ribuan umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah shalat Idulfitri di Lapangan Gasibu, Kota Bandung.

Bagi Rudi, ini merupakan tahun keenam dia tidak bisa merayakan dan merasakan kehangatan bersama keluarga di momen spesial hari raya Idulfitri.

Meski demikian, dia mengaku tidak pernah sedih karena menjalankan tugas sebagai relawan PMI Kota Bandung adalah panggilan jiwanya.

Ditambah lagi, dia pun tak sendirian karena ada rekan-rekan relawan dan juga petugas dari instansi lain sehingga bisa saling menguatkan pada hari raya Idulfitri.

"Saya dari 2018 sudah bertugas berjaga di momen shalat Id," ujar Rudi saat ditemui Kompas.com di Lapangan Gasibu, Rabu (10/4/2024).

"Ada banyak teman petugas lain, kita belajar dari mereka bahwa ya namanya Lebaran itu walaupun tempatnya berbeda tapi rasanya tetap sama," tambahnya.

Rudi pun mengaku tak pernah mengeluh menjalani tugas sebagai relawan PMI Kota Bandung meski harus melewatkan momen spesial bersama keluarga sejak H-7 hingga H+7 Idulfitri. 

Bagi dirinya, menjadi relawan PMI Kota Bandung dan menolong sesama adalah tugas mulia.

Selain itu, menurutnya sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. 

"Kami malam takbiran pun tidak bisa berkumpul dengan keluarga karena harus menyiapkan alat-alat yang akan dibawa untuk bertugas," katanya.

Bahkan, Rudi dan rekan-rekannya pun tidak bisa bersantai pada saat bertugas lantaran harus bersiap dari subuh. Lalu, memantau seluruh peserta pada saat pelaksanaan shalat Idulfitri.

"Untuk persiapan teman-teman dari subuh sudah di lokasi. Ada juga yang menginap agar tugasnya bisa berjalan sesuai rencana," ucapnya.

Untuk melepas rindu dengan keluarga, Rudi selalu menyempatkan diri sesekali berkomunikasi melalui gawainya.

Hanya dengan itulah dia bisa tetap memastikan bahwa keluarganya tetap baik-baik saja.

Hal demikian juga dilakukan oleh Akim yang sama-sama bertugas menjaga umat Muslim yang shalat Idulfitri di Lapangan Gasibu.

Untuk Akim yang sudah berkecimpung menjadi relawan PMI Kota Bandung sejak 2016, ini adalah tahun keempat melewatkan berlebaran tidak bersama keluarga.

"Saya sudah empat kali jaga," katanya.

Akim menyebut, keluarganya sudah memaklumi beberapa kali tidak bisa merayakan momen spesial ini bersama. Tetapi demi kemanusiaan, keluarga Akim sudah mengikhlaskannya.

"Saya sendiri kebetulan keluarga sudah maklum, tujuannya bagus untuk kemanusiaan dan demi kebaikan. Orangtua juga sudah paham," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/04/10/163737778/cerita-rudi-dan-akim-rela-tak-berlebaran-bersama-keluarga-demi-tugas-mulia

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com