Salin Artikel

Perlu Waspada, Jentik Nyamuk Pun Ada di Wadah Air Dispenser

Mereka bergerak secara door to door alias keluar-masuk rumah warga yang positif DBD, serta beberapa rumah di sekitar yang dinilai rawan tertular.

Dalam pemeriksaan ini, petugas menemukan banyak sarang nyamuk, baik di dalam maupun luar rumah warga.

Pantauan Kompas.com di lokasi, sejumlah petugas gabungan dari kecamatan, desa, puskesmas, relawan, kader, TNI, dan Polri melakukan gerakan PSN massal ini.

Agenda kegiatan tim gabungan yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB ini dibagi ke sejumlah titik.

Mereka pun menyosialisasikan kondisi terkini terkiat penyebaran DBD di Kecamatan Astanajapura.

Tim mengecek kondisi kolam kamar mandi, wadah air untuk masak, dan beberapa tempat genangan air lainnya. Mereka juga menyebarkan bubuk abate di kolam kolam.

Saat mengunjungi salah satu rumah warga di Desa Buntet, petugas menemukan jentik nyamuk yang berada di dalam ember untuk memasak.

Bahkan, yang membuat mereka lebih kaget, sejumlah jentik nyamuk ditemukan dalam penadah dispenser tempat air minum.

"Sini mas, lihat. Tuh jentik nyamuknya banyak sekali. Jarang diperiksa ya?"

Begitu ucap dokter Farida Zahrha, bersama tim Puskesmas Sidamulya, Kecamatan Astanajapura, saat menunjukkan keberadaan jentik nyamuk kepada Roni (26) penghuni rumah.

Roni pun tampak kaget dan tidak menyangka, banyak nyamuk yang berkembang biak di penadah gelas dispenser miliknya.

Sesaat itu juga, dia membuang air berisi kotoran dan jentik nyamuk tadi, lalu mencucinya.

Farida menjelaskan, Roni dan penghuni rumah lainnya tampak enggan untuk mengecek kondisi genangan air di rumah, sehingga tidak sadar, ember untuk memasak hingga wadah dispenser pun dihinggapi nyamuk.

Genangan air bersumber dari kran dispenser yang meluber dan tidak masuk ke gelas, lalu tumpah dan masuk wadah penampung.

Dengan kondisi wadah yang terbuka, banyak kotoran masuk, dan secara tidak sadar dimanfaatkan nyamuk untuk berkembang biak.

Berdasarkan data yang dimiliki Farida, Roni adalah salah satu warga yang dinyatakan positif DBD dan sudah sembuh.

Saat ini, Roni sedang menjalani masa pengobatan setelah dirawat di salah satu rumah sakit di Cirebon.

Farida menyebut, Roni merupakan satu dari sekitar 24 pasien yang positif DBD di wilayah kerja Puskesmas Sidamulya.

Selama Januari hingga April 2024, ada 24 pasien dan tiga di antaranya meninggal dunia.

Camat Astanajapura, Suharto menyampaikan, tiga pasien yang meninggal dunia itu adalah, satu orang pasien berusia lanjut, 68 tahun, dan dua pasien anak-anak, berusia usia dua  dan sembilan tahun.

"Yang sudah meninggal dunia ada tiga, yakni di Desa Buntet, Desa Sidamulya, dan Mertapada Kulon. Mereka meninggalnya baru beberapa hari ini, yakni di bulan April semuanya."

Demikian kata Suharto, saat ditemui Kompas.com di Kecamatan Astanajapura, Jumat (26/4/2024) siang.

Suharto menerangkan, Kecamatan Astanajapura memiliki dua puskesmas yakni Puskesmas Astanajapura dan Puskesmas Sidamulya.

Di kedua puskesmas itu, sepanjang Januari hingga April 2024 ada sebanyak 39 kasus positif DBD.

Kasus terbanyak terjadi di Puskesmas Sidamulya yang mencapai 24, dengan tiga pasien meninggal dunia. Sisanya berada di Puskesmas Astanajapura.

Dengan kondisi ini, Suharto menegaskan, DBD bukanlah kasus biasa, sehingga perlu penanganan segera dan menyeluruh.

https://bandung.kompas.com/read/2024/04/26/152133678/perlu-waspada-jentik-nyamuk-pun-ada-di-wadah-air-dispenser

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke