KOMPAS.com - Gempa magnitudo 6,5 (dimutakhirkan menjadi M 6,2) mengguncang Kabupaten Garut dan sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar), Sabtu (27/4/2024) malam.
Nova (20), warga Kabupaten Cianjur, Jabar, mengaku merasakan getaran cukup kuat.
"Kaget, duh, terasa sekali dan lumayan lama," ujarnya, Sabtu.
Warga Leles, Kecamatan Karangtengah, itu mengatakan, lantaran merasakan gempa, ia dan tetangga langsung keluar rumah dan berkumpul di lapangan.
"Kaget, warga sampai pada keluar, pada diam di lapangan depan rumah," ucapnya.
Guncangan kuat juga dirasakan warga pesisir Kabupaten Tasikmalaya, Jabar.
“Ya, saya juga sampai lari keluar. Kaget banget. Gempanya kuat juga. Tapi, pantauan rekan-rekan di lapangan, air laut normal. Tidak ada tanda-tanda tsunami,” ungkap Ketua Balawista Cipatujah Rahmat Saputra, dikutip dari Tribun Jabar.
Sedangkan, di Kota Tasikmalaya, Ruslan, warga Kelurahan Argasari, Kecamatan Cihideung, menuturkan, guncangan terasa kuat. Gempa juga berlangsung cukup lama.
“Kaca di rumah sampai getar barusan. Gempa cukup lama, soalnya, pas sudah di luar juga, saya juga lihat ranting pohon sampai goyang. Daunnya juga tadi bunyi keresek-keresekan gitu, kaget saya,” tuturnya.
"Motor saja sampai goyang tadi karena gempanya sampai tiga kali," jelasnya.
Zhofran, warga Bogor, mengaku melihat reklame bergoyang-goyang lantaran kuatnya guncangan.
"Pada goyang dan akhirnya kita ke depan. Gelas, akuarium goyang-goyang," terang pria yang waktu gempa sedang berada di warung kopi.
Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa Garut terjadi pukul 23.29 WIB.
Pusat gempa berada di laut 156 kilometer barat daya Garut. Adapun kedalaman gempa 70 kilometer.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, gempa Garut merupakan gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake).
"Gempa ini dipicu oleh adanya deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat," paparnya dalam keterangan, Sabtu malam, dilansir dari Antara.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.
Daryono menyebutkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Garut merupakan jenis menengah.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi terjadi tsunami,” tandasnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Afdhalul Ikhsan, Firman Taufiqurrahman | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, David Oliver Purba), TribunJabar.id, Antara
https://bandung.kompas.com/read/2024/04/28/064259278/cerita-warga-soal-gempa-garut-guncangannya-kuat-motor-sampai-goyang